Kamis, Januari 05, 2012

Berlibur di Sydney (19)



5 Januari 2012.

Kemarin putri kami yang bekerja di sebuah pabrik obat mendapat Surat Panggilan dari Mascot Post Office untuk mengambil sebuah kiriman barang. Barang itu rupanya kiriman kembali gadget Iphod-nya yang mengalami masalah pada baterenya. Dengan garansi yang masih berlaku,  gadgetnya itu telah diservice dan dikirim kembali via pos.

Oleh karena ia  hari ini bekerja, maka  kami yang akan mengambilkan kiriman itu di Kantor Pos  setempat. Wah…olah raga jalan pagi lagi ini. Kemarin olah raga jalan siang. Mumpung masih bisa berjalan maka kami manfaatkan kesempat untuk olah raga.

Oleh karena belum tahu dimana lokasi Kantor Pos itu maka putri kami membuat semacam peta sederhana di sehelai kertas untuk menuju Kantor Pos dan toko-toko perbelanjaan setempat. 

Udara yang masih sejuk, berawan, dan angin bertiup sepoi-sepoi nyaman untuk berjalan Lalu lintas tidak terlalu ramai, tidak ada kemacetan lalu-lintas. Kami  melintas sebuah Taman dan  sempat duduk-duduk di banyak bangku yang tersedia di halaman Taman. Kami  berkata “Tempat ini cocok untuk tinggal pensiunan, ya. he..he..”

Foto di Taman:




Setiba di Kantor Pos, saya ambil beberapa foto. Berbeda dengan di Indonesia yang hanya menjual benda-benda pos, mengirim dan mengambil uang, maka Kantor Pos di Aussie berfungsi juga sebagai sebuah toko alat-alat kantor seperti nampak pada foto yang saya buat.

Foto Kantor Pos:






Kami menyangka kami akan dilayani oleh petugas pos orang Aussie. Ternyata petugas yang melayani isteri saya adalah seorang wanita Chinese, usia 30 – 35 tahun yang bicara Inggris.

Setelah menerima Surat Panggilan yang dibawa isteri saya, ia bertanya “Who is she?”
Isteri saya menjawab “She is my daughter.”
Ia berkata lagi “Your ID ( Identity Card ) please?’
Isteri saya menyodorkan Paspornya. Sang petugas tidak banyak rewel, segera menuju ke ruangan di sebelah dalam untuk mengambil sebuah kotak karton untuk diserahkan langsung kepada isteri saya. Tanpa diharuskan membayar uang . Rupanya biaya kirim sudah ditangung oleh di pengirim, pihak Service gadget tadi. 


( Sore hari saat putri kami membuka kotak kiriman dari Apple itu ternyata ia mendapat kiriman Iphod generasi terbaru. Ukurannya sebesar arloji pria dewasa. Putri kami sangat gembira. Apple begitu baiknya sehingga bukan diservice tetapi diganti dengan produk terbaru. Mungkin sekali Iphod lamanya sudah discontinue ).

Setelah mengatakan “Thank you.” Kami keluar dari Kantor Pos yang berukuran sekitar 12 x 10 meter itu.

Di seberang jalan kami melihat ada banyak toko yang menjual Makanan, Roti, Pakaian dan lain-lain. Kami melihat ada juga toko Roti “Hot bread”. Konon Rotinya enak. Kami mampir dan harus antri juga untuk membeli sebuah  Roti. Di tembok ada banyak  foto macam-macam roti berikut harganya sekitar  AUD 5 – 7 . Saya pilih “Chicken Roll “, fotoya menarik perhatian.




Semua pelayan toko roti ini Chinese women. Saya berkata kepada pelayan yang melayani saya “ One Chicken Roll, please “
Ia mengambil Roti yang lonjong yang dibelah dua  dan diberi irisan daging Ayam, irisan  Wortel dan Sayuran salad, ia bertanya “Chillie?”

Semula saya tidak mengerti Kok Roti diberi Sambal. Saya jawab asal-asalan  “A Little bit, please “


Ia memberikan 2 irisan Lombok Merah. Benar-benar just a little bit ( sedikit saja ).


Harganya yang AUD  5, membuat saya berhitung: 5 x Rp. 9.000- = Rp. 45.000,- Harga itu di sini sudah standar, tetapi bagi kami cukup mahal ya. Akhirnya saya menyadari bahwa mahal atau murah itu relatip. Murah bagi siapa? dan mahal bagi siapa?

Bagaimana rasanya? Kami sharing mencicipi Roti “Chicken Roller” tadi. Saat perut lapar, rasanya Roti tersebut enak juga. Sambil nyeruput Teh hangat enak jugalah. Cukup untuk Lunch kami berdua.



2 komentar:

  1. mikhael7:13 PM

    dari foto2nya terlihat kota yang sangat bersih dan rapi ya dok, sepertinya nyaman sekali utk ditinggali

    BalasHapus
  2. To Michael,

    Benar kan kata saya. Ada gunanya juga kalau seseorang menulis reportase ( dan sebagainya ). Anda yang baru melihat foto-fotonya saja sudah dapat memberi komentar. Rasanya anda juga ingin berkunjung ke Sydney, bukan?

    Tidak heran bila anak-anak muda yang study, stay dan bekerja lebih suka tinggal disini dari pada kembali ke Tanah air.

    Bagi kami yang sudah Lansia pendapatnya bisa sama atau bisa berbeda,misalnya setelah stay disini selama 1 tahun, tahun ke 2 minta balik ke Tanah air.

    Adaptasi lingkungan, budaya, finansial, bahasa dan lain-lain bagi Lansia tidak mudah seperti kaum muda.

    Tetap semangat.

    Salam.

    BalasHapus