Minggu, Februari 12, 2012

Minta sumbangan



Kemarin malam sekitar pukul 20.15 saat saya sudah tutup praktik dan pintu pagar sudah saya kunci, terdengar ada yang mengetuk-ngetuk pagar pintu halaman rumah.
Saat itu turun hujan gerimis, agak malas juga saya menemui orag yang mengetuk-ngetuk pintu pagar. Beberapa saat kemudian terdengar suara yang sama. Rupanya orang itu memang ingin bertemu dengan pemilik rumah. Ngotot juga dia.

Akhirnya saya keluar rumah dan di depan pintu pagar saya bertanya “Siapa, ya?”
Tidak ada jawaban. Ditanya kok diam tidak menjawab. Perasaan saya tidak enak.

“Ada apa? Kalau mau berobat, kami sudah tutup.”
Saya melihat seorang pemuda umur sekitar 30 – 35 tahun, tampang keren juga, baju tidak lusuh.
Dia berkata “Saya dari suatu instansi anu. Mau minta bantuan dokter.”

Jawaban yang tidak jelas itu membuat saya bertanya lagi “Bantuan apa, ya.” Saya tetap tidak membuka pagar besi rumah.
“Saya mau minta tolong.” Masih belum jelas juga maksudnya.
Saya bertanya lagi “Minta tolong apa?”
Dia menjawab “Mau minta bantuan uang.”

Gleg..saya membatin “Dia ini tidak layak kalau dikatakan sebagai pengemis atau peminta sumbangan dengan pakaian yang demikian. Kalau minta sumbangan, ya datanglah siang hari, bukan malam hari dengan cara mengetuk-ngetuk pintu pagar tidak henti-hentinya. Siang haripun belum tentu saya akan memberikannya, apalagi pada malam hari yang gelap, gerimis mau hujan besar lagi. Aneh ini orang.”

Pintu pagar tetap tidak saya buka. Akhirnya saya mengambil selembar uang kertas yang dimasukkan ke dalam amplop kecil dan diberikan kepada pemuda tadi.

“Ini.” Kata saya sambil menyerahkannya kepadanya. Pemuda tadi menerimanya tanpa mengucapkan terima kasih atau perkataan lain.

Saya balik kanan dan kembali masuk ke dalam rumah.
Dia minta bantuan dan saya sudah memberinya. Besar kecil bantuan itu tidak menjadi masalah bagi saya, tetapi cara  minta dan sikap  orang yang tidak saya kenal itu tergolong aneh bagi saya.

2 komentar:

  1. songgokugoku11:25 AM

    menurut saya kita iklaskan mungkin untk membuka mata hati kita ,siapapun orang y harus kita hargai mungkit orang itu kepepet walaupun potongan orang itu keren atau tidak karna semua itu ujian bagi manusia akupun sangat berharap di jaman sekarang orang2 kaya jarang sekali memberikan sodakoh y di wujud yg seprti itu rata2 ke masjid, panti asuhan ,padahal mereka sudah banyak yg memberi ,klo orang seperti pengemis gagah kan jarang karna di pandang segi fisik y mampu padahal tidak. sekali lagi jangan sungkan memberi sodakoh kepada siapapun apapun wujud orang y ,

    BalasHapus
  2. To Songgokugoku,

    Amin.

    BalasHapus