Sabtu, September 21, 2013

Sakit gigi di Sydney


18 Sept 2013.

Hari Rabu ini isteri saya hendak berobat ke dokter gigi, karena gigi kanan atas terasa sakit.

Pukul 02.15 p.m. putra kami datang untuk mengantar kami berobat kepada salah seorang dokter gigi (dental surgeon) yang buka praktik di daerah Randwick. Cukup lama juga kami mencari tempat parkir karena ada banyak mobil yang parkir di daerah tersebut.

Pukul 02.45 p.m. kami masuk ke tempat praktik dokter gigi tersebut. Beruntung kami datang dapat nomer berikutnya. Masih ada pasien di dalam ruang periksa. Seorang wanita ras oriental memberikan suatu formulir kepada putra kami yang harus diisi tentang: identitas pasien, alamat dan keluhan pasien. Putra kami mengisi formulir pendaftaran itu. Setengah jam kemudian keluarlah pasien itu dan isteri saya bersama putra kami masuk. Saya menunggu di ruang tunggu sambil membaca majalah yang tersedia.

Dental surgeon wanita yang berras oriental ini bertanya dan memeriksa gigi isteri saya. Putra kami yang menerjemahkanya ke dalam bahasa Inggris. Dental surgeon ini membuat foto Rontgen gigi kanan atas. Kemudian terdengar suara mesin entah mesin apa, dokter ini membersihkan gigi dan katanya nampak gusinya sedikit bengkak yang berarti ada infeksi dan disela-sela gigi ada sisa makanan. Gigi tersebut mesti dirawat akar giginya agar tidak nyeri. Oleh karena isteri saya harus kembali ke Indonesia, maka tidak cukup waktu untuk perawatan akar gigi jadi ia menyarankan untuk berobat kepada dokter gigi di Indonesia saja dan ia akan memberikan surat pengantar.

Ia minta email address kami agar ia dapat mengirimkan hasil foto gigi dan surat pengantar kepada dokter gigi di Indonesia. Saya memberikan email address saya. Dokter ini memberikan sebuah resep dan saran untuk membeli dental brush di apotik untuk membersihkan sisa makanan diantara gigi-gigi tadi.

Kira-kira setengah jam isteri saya dan putra kami keluar dari ruang periksa. Saat akan membayar putra kami bertanya berapa? Sang asisten dokter ini berkata AUD160. Isteri saya mengeluarkan Kartu Kreditnya dan pembayaran selesai.
Putra kami berkata biayanya termasuk murah. Kami tidak membeli travel insurance saat hendak pergi ke Australia, sehingga kami tidak dapat meng-claim biaya pemeriksaan dan harga obat.

Kami menuju ke sebuah apotik yang berada disekitar tempat praktik dental surgeon ini. Kami membaca resep tadi yang berisi 30 kapsul antibiotika Amoxycilin 500 mg dan 20 tablet anti nyeri. Di flat kami ada membawa antibiotika, tetapi buan Amoxycilin. Kalau tablet anti nyeri kami membawa jadi tidak usah membeli. Di apotik kami membeli kapsul Amoxycilin dan dental brush. Semua nya AUD50.

Total biaya yang dikeluarkan isteri saya adalah AUD210. Nilai tukar saat ini 1 AUD = Rp. 10.700. Jadi biaya yang telah dikeluarkan lebih dari Rp. 2.100.000,- Kami yang datang dari Indonesia kalau hendak membeli sesuatu barang mesti mengkonversikan nilai uang itu ke dalam IDR (rupiah) dahulu. Melihat jumlahnya itu cukup mahal biaya berobat tadi. Apa boleh buat. Putra kami berkata biaya itu cukup murah. Iya benar mahal bagi siapa dan murah bagi siapa. Mahal bagi orang Indonesia dan murah bagi orang Australia. Kalau bisa kita jangan sakit selama kita hidup dan kita harus mempunyai asuransi kesehatan agar bila kita sakit, biayanya dapat diganti oleh pihak asuransi.

Saat putri kami mengisi bensin yang bernilai oktan 95, saya lihat harganya AUD1,66 per liter atau sekitar Rp. 17.762,- per liter. Harga Solar AUD1,61. Harga ini tiap hari berubah-ubah dan tiap perusahaan minyak harga bahan bakar di SPBU berbeda-beda. Kalau di Indonesia harga bensin Premium Rp. 6.500,- per liter ( yang disubsudi Pemerintah ) masih jauh lebih murah dari harga bahan bakar di Australia.

Keesokan hari saat saya membuka Mailbox saya di gmail.com, tampak ada kiriman email dari Dental Surgeon tersebut yang melampirkan 1 gambar foto gigi isteri saya dan surat rujukan bagi dokter gigi di Indonesia. Saya membalasnya dengan memberitahukan bahwa kirimannya sudah kami terima dan kami berterima kasih atas kiriman tersebut.

6 komentar:

  1. Halo Pak, boleh tau rujukan dokter gigi indo di Sydney di area mana ya? thanks

    BalasHapus
  2. To Janiver,

    Saat itu isteri saya diajak putra kami ke dokter gigi di daerah Randwick. Di daerah Campsie juga ada. Hampir di tiap suburb ada praktik dokter gigi dan dokter umum. Kalau tidak salah berobat ke Dokter Gigi dan Mata tidak dikover oleh Medicare (asuransi kesehatan). Biasanya harus booking terlebih dahulu.

    Semoga dapat bermanfaat.

    Salam.

    BalasHapus
  3. Pffttt... mending kalau ke luar negeri tutup mata soal perbedaan kurs rupiah. Bakal kerasa beda jauhnya.

    Sakit di luar negeri memang nggak enak. Saya pernah baca di majalah tentang pengalaman wanita Indo yang liburan ke Cina, mendadak sakit, lalu dia hampir nangis karena mesti menjelaskan penyakitnya pakai bahasa isyarat karena dokter Cina gak gitu ngerti Inggris.

    BalasHapus
  4. To Kencana,

    Anda benar, jangan mempermasalahkan nilai tuklar mata uang setempat dengan rupiah. kita. Kalau kita pergi ke luar negeri kita bukan mencari uang tetapi akan mengeluarkan/membelanjakan uang.

    Sebagai orang yang datang dari RI mau tidak mau saya ingin tau berapakah harganya kalau dinilai dengan rupiah. Makin lama kita tinggal di luar negeri maka keinginan tau ini pasti akan hilang dan pola pikirnya sudah dengan mata uang setempat.

    Memang masalah bahasa merupakan masalah yang penting. Perbedaan bangsa dan logat bahasa mereka yang bukan dari bangsa yang aslinya memakai bahasa Inggris / Mandarin, maka akan merasa kesulitan dalam berkomunikasi. Beruntung kami didampingi oleh putra kami yang sudah 15 tahun tinggal di Aussie, sehingga bahasa Inggris dan logat Aussie tidak menjadi masalah lagi baginya dan dapat menjadi penerjemah bagi kami.

    Salam.

    BalasHapus
  5. To Kristianto Himawan,

    Mahal karena nilai tukar IDR dengan AUD yang tinggi. Bagi orang Aussie tarif itu sudah wajar.

    Terima kasih sudah berkunjung.

    Salam

    BalasHapus