Kamis, Oktober 24, 2013

Kemauan pasien



Dalam waktu seminggu terakhir ini saya menjumpai beberapa kejadian yang unik pada pasien atau keluarga pasien. Kejadian itu sebagai berikut:

1. Mau mendaftar untuk berobat:

Suatu pagi terdengar dering telepon di rumah kami.
“Selamat pagi.” Kata saya.
“Saya mau daftar untuk berobat, Pak”. Terdengar suara seorang wanita di seberang sana.
Saya berkata “Baik, namanya siapa, umur berapa dan dimana alamatnya?”
“Saya mendaftar untuk keluarga saya nama A, umur 48 tahun, alamat jalan Anu nomer sekian.”
Saya berkata lagi “Baik, datanglah pukul 16.00 sore ini.” Pasien itu dapat nomer satu.
“Tapi, Pak, kami inginnya berobat pada jam 05.00 sore ini. Bisa tidak?”
Saya membatin “Diberi nomer satu, tidak mau dan minta diperiksa pukul 05.00 sore. Aneh ini orang.”
“Baik, datanglah pukul 05.00 sore ini ya. Sudah saya catat.”

2. Mau diperiksa hanya oleh dokter wanita:

Tadi pagi saat saya praktik di tempat praktik ke 2, yaitu tempat praktik isteri saya saat sore hari, datang seorang pria usia sekitar 45 tahun.
Ia berkata “Pak, kami mau berobat.”
Saya menjawab “Baik, silahkan masuk Pak.”
“Tapi yang mau berobat isteri saya yang masih berada di rumah di jalan Anu.”
Saya berkata lagi ‘Baik, pak saya tunggu isteri Bapak.”
“Kalau Ibu dokter (isteri saya) ada tidak, Pak.” Ia bertanya.
“O..kalau isteri saya praktiknya sore hari. Kalau mau, Bapak dan isteri datang sore hari mulai pukul 16.00.”
“Iya kalau begitu nanti sore saya kami datang lagi, sebab pasiennya kan wanita jadi lebih afdol kalau diperiksa oleh dokter wanita.” Katanya kemudian, sambil meninggalkan ruang tunggu pasien.
Saya membatin seorang dokter bisa dan boleh memeriksa pasien baik wanita atau pria. Tidak harus pasien wanita hanya boleh diperiksa oleh dokter wanita, bahkan Dokter Ahli Kebidanan dan Penyakit Kandungan yang pria mempunyai pasien semuanya wanita.
Saya menduga isteri bapak itu mempunyai keluhan yang ada hubungannya dengan organ seksualnya, misalnya mau kontrol setelah pasang IUD, gatal-gatal di sekitar alat vitalnya dan lain-lain.


3. Datang mau berobat pada jam 06.00 pagi:

Pagi ini sekitar pukul 06.00 pagi saya membersihkan halaman depan rumah kami. Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita “Dok, saya mau berobat.”
Saya membukakan pintu pagar halaman dan berkata “Mau berobat ya? Kepada dokter yang mana (di rumah kami ada 2 orang dokter umum yaitu saya dan isteri).”
“Mau berobat kepada Ibu dokter,” jawabnya.
“O.. isteri saya belum siap. Datanglah pukul 07.30 ya.”
Saya membatin rasanya tidak ada dokter yang buka praktik pagi hari seperti saat ini pukul 06.00.
“Baik, nanti saya datang lagi,” jawabnya lagi.
Pukul 07.00 saat saya membaca koran yang baru datang, wanita itu sudah datang lagi, padahal belum pukul 07.30. Rupanya pasien ini sudah kebelet ingin cepat-cepat diperiksa oleh isteri saya.
Saya membukakan pintu pagar halaman rumah untuk mempersilahkan pasien ini masuk.
Saya memberitahukan isteri saya, bahwa ada seorang pasien wanita yang mau berobat dan sudah menunggu di ruang tunggu pasien.


4 komentar:

  1. 2. Mau diperiksa hanya oleh dokter wanita

    Iya, Dok. saya sendiri lebih nyaman dipersiksa dokter wanita. Alasannya ya itu, malu. Malahan saya berharap semakin banyak dokter wanita ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Selain itu, juga menghindari pelecehan. Apalagi berita ada dokter yang melakukan pelecehan terhadap pasien wanita.

    Di kompasiana, ada dokter pria yang menulis pengalamannya kalau ada beberapa pasien wanita yang mengalamai pelecehan di tempatnya kerja. Lalu ada pasien wanita yang sungkan buka baju saat mau diperiksa. Malahan ada pria yang komen kayak gini:

    "Namanya juga manusia. Pasti mupenglah, Dok." (Hiiii...)
    Dokternya ngebales "Kalo mupeng, gak usahlah jadi dokter. Tahan diri." Langsung kekaguman saya sama dokter ini meningkat.

    Kalo gak benar2 darurat dan percaya, saya pengen dirawat dokter wanita.

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Pasien wanita wajar kalau ingin diperiksa oleh dokter wanita juga, tapi bagaimana kalau pasien pria lebih senang kalau diperiksa oleh dokter wanita? (ada lho yg begitu).

    Ada dokter pria yang kalau periksa pasien wanita, harus buka baju dan bra.

    Saya sendiri kalau periksa pasien baik pria / wanita, tidak pernah menyuruh buka baju, cukup kancingnya dilepas saja. Kadang kalau keluhan penderita hanya batuk pilek saja, sering kali saya hanya ukur tekenan darah saya. Lalu berikan suntikan vitamin. Pasien sudah puas. Tidak usah macam-macamlah.

    Ada sebuah anekdot:
    Dulu kala saat masih muda seorang pasien wanita kalau diperiksa oleh dokter disuruh buka baju. Lama pasien ini menjadi langganan dokter tsb. Saat pasien sudah lanjut usia, sang dokter kalau periksa tidak menyuruh buka baju lagi. Lalu pasien wanita ini bertanya "Dok. mengapa sekarang saya tidak usah buka baju, sedangkan kalau dulu setiap periksa dokter menyuruh saya buka baju?" Dokter tadi diam saja. he...he...

    Salam.

    BalasHapus
  3. Pengalamannya lucu-lucu dok, kayaknya dokter Permana punya selera humor tinggi.
    Senang juga sih kalau ketemu dokter yang bisa ngajak bercanda, sebelnya kalau ketemu dokter ane malah dimarah-marahin.

    BalasHapus
  4. To Jual Jam Tangan Casio Bagus,

    Terima kasih anda sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat bagi orang-orang lain. Selamat membaca artikel-artikel yang lain.

    Salam.

    BalasHapus