Sydney Trip ( 09)
1 Okt 2009, Kamis:
Pk. 09.00: Kami berlima menuju daerah City kota Sydney naik kereta api.
Flat putra kami lokasinya dekat dengan stasiun k.a. sekitar 200 meter. Cukup jalan kaki sambil olah raga. Bila melancong kesini sebaiknya kita memakai sepatu olah raga karena pasti kita akan banyak berjalan kaki. Kami membeli 5 lembar tiket di loket yang dilayani oleh seorang pria bule. Harga tiket return ( pulang-pergi dalam 1 hari ) AUD5,2 yang dapat dipergunakan oleh kami dari stasiun Campsie ke stasiun Musium ( dekat St. James museum di daerah City ) dan nanti sore ketika kami kembali ke Campsie, kami sudah mempunyai tiket k.a.
Saya mencatat di sebuah Notes kecil, nama-nama stasiun k।a। yang kami lewati। Kereta api melaju dengan speed sekitar 30 km/jam dan berhenti di setiap stasiun yamg dilewati routenya. Ada banyak k.a. penumpang dan k.a. barang yang beroperasi setiap hari diatas rel di kota Sydney. Kalau di Singapore ada MRT ( Mass Rapid Transit ), suatu k.a. yang beroperasi di dalam kota S’pore yang bersih, terawat dan ber-AC.
Dari stasiun k.a. Campsie, k.a. akan melewati stasiun: Canterbury, Hulstone Park, Dulwich Hill, Marrickville, Sydenham, St. Peter, Erskinellie, Redfern, Central dan Musium ( St. James Museum ). Di tiap stasiun saya mencatat k.a. berhenti selama 2 menit untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Di stasiun Central ( pusat stasiun k.a.) berhenti agak lama sekitar 5 menit. Pintu akan terbuka dan tertutup secara otomatis. Pada saat k.a. memasuki stasiun, terdengar suara pria yang menyebutkan nama stasiun dimana k.a. akan berhenti ( persis seperti di Singapore ). Setiap stasiun k.a. selalu ramai dengan penumpang pada jam-jam pergi dan pulang kantor. Tiap gerbong k.a. bertingkat dua ( atas dan bawah ), sehingga dapat mengangkut lebih banyak penumpang. Power k.a. ini berasal dari arus listrik, mirip KRL di Jakarta ( route ke Depok, Bogor dll ). Kami turun di stasiun Musium ini.
City adalah sebuah daerah kota Sydney yang merupakan CBD, Central Business Distric, daerah yang paling ramai। Disini terdapat banyak perkantoran dan pelabuhan ( Darling Harbour ), Gedung Opera House & Jembatan Sydney Harbour Bridge yang merupakan ikon kota Sydney ( Monas bagi kota Jakarta atau Petronas Tower bagi kota KL। Kuala Lumpur ). Disini terdapat juga suatu menara Sydney ( Sydney Tower ). Dengan membayar tiket masuk setiap pengunjung ( visitor ) naik dengan bantuan senuah lift dan dapat melihat view kota Sydney dari ketinggian. Bila naik mobil pribadi masalah parkir merupakan suatu masalah juga, selain sukar mencari tempat parkir yang kosong ( apalagi pada week end ) dan tarif parkir yang cukup mahal, sekita AUD2,0 sehingga banyak visitor datang naik k.a. atau bus ( tarifnya AUD2,0 /penumpang ).
Disekitar Darling Harbour terdapat sebuah Gedung Pasar tradisionil yang bernama Paddy’s Market yang terkenal. Barang-barang yang dijajakan disini lebih murah harganya bila dibandingkan dengan harga di Mall. Sambil melancong kita dapat shoping ( seperti belanja di Pasar Sukowati, Denpasar ) dan dapat ditawar. Para pedagang umumnya orang Chinese, maklumlah lokasinya kan di Pecinan. Ada banyak Jaket, Baju, bermacam Sovenir, Jam, arloji, dll barang.
Di dekat Paddy’s Market terdapat daerah Pecinan dengan pintu gerbang yang khas Tiongkok. Warna dominan adalah Merah menyala dan Golden yellow. Disini terdapat banyak Chinese Resto. Bila kita datang ke tempat ini pada saat Tahun Baru Imlek ( sekitar bln. Pebruari ) maka disini akan ramai sekali. Biasanya ada sambutan dari Bapak Walikota Sydney untuk menyambut perayaan Imlek ini di kota Sydney. Pertunjukan Barongsai mendominasi acara pertunjukan yang ramai dikunjungi para Chinese visitor / penduduk setempat.
Di area Darling Harbour terdapat Chinese Garden, suatu taman yang ditata dengan suasana oriental dan terdapat suatu taman yang asri yang ditumbuhi pohon Bambu yang khas Tiongkok.
Disini juga terdapat gedung bioskop IMAX ( layar 3 dimensi, mirip bioskop Keong Mas, di Taman Mini Jakarta ). Pada tanggal 2-5 Oktober akan diadakan peringatan ke 21 Darling Harbour Fiesta. Poster-posternya sudah ditempel di tempat-tempat strategis di kompleks ini.
Terdapat gedung Sydney Centre-Darling Harbour, merupakan tempat pertunjukan seni, sebuah Dep. Store mewah yang menjual barang fashion ( pakaian, perhiasan, arloji, cake, kafe dll ), juga tersedia Internet Kafe dengan tariff AUD2,5/jam ( sekitar Rp. 20.750,- ) dengan speed ASDL. Bandingkan dengan tarif di Negara kita yang sekitar Rp. 3.000,-/jam-nya.
Di Taman Darling Harbour ini juga terdapat view yang bagus seperti pantai dengan beberapa kapal feri, air mancur di setiap sudut taman. Melancong ke Darling Harbour dengan membawa anak dan cucu sungguh menyenangkan. Masuk ke kompleks Darling Harbour tidak dipungut bayaran. Ada suatu tempat dimana bentuknya seperti mangkuk besar, diameternya sekitar 20 meteran. Dibagian bawah mangkuk ini ada air mancur, tempat bermain anak-anak. Tempat ini selalu ramai dikunjungi orang tua yang datang membawa anak-anak atau cucu mereka.
Di halaman komleks ini juga tersedia 2 buah kereta mini yang dikemudikan seorang supir bule yang menggandeng 5 kereta kecil, mirip kereta api mini. Kereta ini hilir mudik di halaman yang sangat luas ini. Tarinya AUD4,5 ( dewasa ) dan AUD3,5 ( anak-anak ) untuk sekali putar kompleks ini. Penumpang tidak usah jalan kaki mengitari kompleks ini, tetapi duduk manis di kereta untuk melihat semua yang ada di kompleks ini. Idea yang bagus untuk mencari AUD. He…he…
Pk। 16।30: kami berjalan kaki menuju QVB ( Queen Victoria Building ), suatu Mall mewah. Disini terdapat patung Ratu Inggris dan bermacam perhiasannya, juga terdapat suatu Lonceng / jam yang antik. Bagus untuk dijadikan background berfoto bersama keluarga, isteri atau pacar. Pada setiap jam akan memperdengarkan musik yang khas. Kami menuju bagian paling bawah ( terowongan ?) yang menuju ke stasiun k.a. Kami pulang dengan melalui route tadi pagi.
Pk. 17.15 kami tiba di stasiun Campsie, jalan kaki menuju flat putra kami.
Pk. 20.00: kami menikmati dinner bersama keluarga. Nah…ketemu Nasi pulen lagi. Putra kami membeli lauk Capcai goreng, Kangkung Ca di Resto terdekat. Dengan ditemani kerupuk Udang gorengan sendiri, dinner malam ini sungguh nikmat. Nikmatnya makan bukan karena apa yang kita makan, tetapi tergantung dengan siapa kita makan. Makan bersama keluarga: isteri, suami, anak, cucu dan sanak famili merupakan suatu kenikmatan tersendiri. Malam ini kami dapat tidur nyenyak dan mimpi indah…….
Duh asiknya nih jalan-jalan...
BalasHapusMemang dok, kalau sudah keluar negri baru kerasa bahwa hidup di Indonesia itu murah sekali, dan enak karena tidak ada musim dingin...
Selamat menikmati sisa jalan-jalannya dok...
salam
To Muliblog,
BalasHapusMakasih sudah berkunjung dan beri komentar.
Sorry banyak yang salah tik atau muncul kata-kata yang aneh pada artikel saya. Maklum bukan Laptop sendiri.
Saya pinjam Laptop putra kami yang dilengkapi dengan hotspot di Flatnya shg saya masih dapat menulis dan akses Internet.
Saya yang lahir, hidup, bekerja dan pensiun di Indonesia rasanya lebih enak hidup disini.
Oleh karena putra dan putri kami study, bekerja dan stay di Oz maka kami mau tidak mau kami juga harus mengunjungi mereka selagi kami masih bisa berjalan.
Sebentar lagi usia kami tua dan mungkin sudah sukar berjalan jauh ( berjalan kaki beneran dalam jarak yang cukup jauh kemana-mana tempat ) .
Iya semua di dunia ini ada masanya, spt yang tertulis dalam Pengkotbah 3.
Ingin rasanya pergi melancong ke negara-negara lain. Mungkin suatu saat kami dapat pergi ke Beijing untuk berfoto di atas The Great Wall atau berfoto di bawah menara Paris dll tempat. Semoga. Amin.
Salam sukses.