Selasa, Maret 30, 2010

Berbeda-beda sikap






Tiap manusia mempunyai sikap yang berbeda-beda dalam menghadapai masalah hidup. Ada yang peduli ada yang tidak peduli dab bahkan ada yang cuek terhadap kesehatan masing-masing.

Sepanjang hidup saya dalam melakukan peayanan kesehatan terhadap orang lain / pasiensaya menemukan macam-macam sikap, antara lain:

1. Seorang pasien Tn. E, 61 tahun yang Nahoda kapal pelayaran internasonal, setiap 6 bulan sekali melakukan medical checkup. Pendapatan US $ dari pekerjaannya ini sangat menunjang kehidupan isteri dan kedua orang putrinya. Tanpa $ maka hidupnya akan sulit. Tidak heran Tn E ini sangat peduli terhadap kesehatanya. Beruntung ia mempunyai tubuh yang sehat yang selalu dijaganya. Sampai saat ini kondisi kesehatanTn E tergolong prima.
2. Pak M, 68 tahun, mengeluh sudah b.a.b., perut sering mules. Ia mengatakan mempunyai sakit Maag sejak bertahun-tahun. 2 tahun kemudian ia menyatakan terus terangbahwa sebenarnya ia mempunyai Hernia scrotalis, dimana sebagian ususnya sudah masuk ke dalam kantong kemaluan ( scrotum ) yang menyebabkan percernaaannya tidak beres dan mambuat proses b.a.b. mengalami banyak gangguan. Anjuran untuk dioperasi disambut dengan baik. Setelah operasi gangguan b.a.b. hilang, hidup lebihnyaman, selera makan bertambah, dan berat badan bertambah 1 kg.
3. Pak SY, 55 tahun melaporkan adanya benjolan dibawah tulang belikat kanannya. Tidak sakit, tdak mengganggu aktifitas sehari-hari. Saya memberi advis untuk dibuang ( ektirpasi ) saja dengan operasi kecil dan bisu lokal. Ia menolak. 2 tahun kemudian ia mengeluh benjolan itu makin membesar dan ia merasa khawatir kalau nanti akan membahayakan jiwanya. Benjolan itu berupa Kista Ateroma. Sikap yang tidak peduli akan kesehatannya makin lama berubah menjadi makin peduli. Anjuran untuk dioperasi, disambutnya dengan baik. Operasi di sebuah RS selesai dan benjolan sebesar telur ayam lenyap.
4. Pak K, 55 tahun belum pernah melakukan pemeriksaan darah untuk sekedar checkup. Katanya ia menderita Asam Urat dan minta diberikan resep. Saya tidak yakin kadar AsamUratnya tinggi dan memberikan advis agar diperiksa dahulu berapa kadar Asam Uratnya. Ia menolak, seolah-olah ia “menyembunyikan” penyakitnya. Kalau kadarnya normal untuk apa minum tablet anti Asam Urat? Ia lebih senang kalau penyakitnya tidak diketahui oleh orang lain termasuk oleh dokternya. Aneh bukan? Jadi kalau ia menderita nyeri sendi ( yang biasa erjadi pada usia anjut ) selalu “menyalahkan” kadar Asam uratnya yang tinggi ( padahal belum tentu ). Setelah ditelusuri mengapa ia tidak bersedia diperiksa kadar Asam Uratnya, ia menyatakan bahwa ia takut akan jarum suntik. Nah…ketahuan deh rahasianya! Ada-ada saja. Badannya besar tetapi nyalinya kecil.

Benar kesehatan yang baik perlu dukungan perhatian dan biaya yang sesuai.
Kasus no. 1, biaya bagi T. E. tidak masalah karena pendapatannya memadai.

Kasus no. 2 dan 3, biaya ditanggng oleh Pengurus Panti Wreda sehingga praktis gratis bagi mereka. Sikap yang suka “memelihara” penyakit membuat saya geleng-geleng kepala. Beruntung sikap mereka berubah dengan berlalunya waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Sikap mereka melunak dan bersedia untuk di operasi.

Sebenarnya apa yang mereka takutkan?
Biaya: ditanggung pihak lain ( tidak ada masalah ).
Takut sakit: operasi dengan bius lokal / bius umum ( tidur ), praktis tidak terasa ( tidak ada masalah ).
Takut sendirian: ada orang yang mendampingi selama pemeriksaan dan opearsi / rawat inap ( tidak ada nasalah ).

Jadi sebenarnya apa yang ditakutkan?
Masalahnya ada di dalam hati mereka masing-masing. Setelah mereka mengalami semua operasi, maka hidup mereka makin baik, kepercayaan terhadap dokter, perawatan dan Pengurus Panti Wreda makin baik. Merubah sikap seseorang tidak mudah dan perlu waktu, kadang-kadang sampai bertahun-tahun.

Benar berbuat baik, sering kali tidak mudah, terutama bagi para pasien. Banyak batu sandungan ( pertimbangan-pertimbangan ) di depan mereka. Sikap peduli dan kasih kepada sesama sangat diperlukan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkannya.

2 komentar:

  1. benar pak, terkadang ada juga orang yang tinggi besar tapi takut sama jarum suntik. seperti teman saya yang mantan anggota TNI, kalo diajak donor darah aja sampai keringetan saking takutnya.
    salam hangat serta jabat erat selalu dari tabanan

    BalasHapus
  2. To Sugeng di Tabanan,

    Terima kasih sudah berkunjung.
    Benar, manusia mempunyai bermacam sikap, bermacam karajter dan bermacam talenta.

    Banyak variasi itu membuat hidup ini indah, sperti bermacam warna yang membentuk Pelangi. Kalau hanya 1 warna saja, tidak akan ada Pelangi bukan?

    Salam sukses.

    BalasHapus