Jumat, April 30, 2010

Untuk berbuat baikpun tidak mudah






Pagi ini saya melayani pemeriksaan kesehatan para Opa dan Oma di Pantri Wreda Kasih.

Ibu EE, Ibu Panti melaporkan bahwa Oma L, 66 tahun minggu lalu pulang ke rumah salah seorang sanak familinya dan setelah nginap 2 malam ia datang kembali ke panti Wreda.

Sejak 2 minggu yang lalu Oma L, yang sudah kami bantu dalam operasi Katarak matanya berbicara kasar kepada beberapa warga Panti. Sifat aslinya jadi muncul dan terjadi keributan. Akhirnya Oma L minta pulang ke rumah familinya. Pengurus Panti sudah memberi nasihat dan akhirnya mengijinkan Oma L pulang bila memang sudah tidak betah dirawat di Panti. 2 tahun tinggal di Panti mendapat tempat tinggal, makanan dan pelayanan kesehatan yang sangat layak dari Pengurus Panti Wreda Kasih, semestinya Oma L sadar akan tsb dan mau beradaptasi untuk tinggal di panti dalam sisa hidup di dunia ini.

Jangankan bersyukur dan berterima kasih, ia bahkan berontak akan sopan santun dan peraturan yang ada di Panti dan ingin kembali pulang. Kami tidak keberatan akan keinginan nya tsb. Minggu depan akan ada 2 orang calon Warga Panti yang akan masuk dan tinggal disini.

Pagi ini sengaja Ibu EE, mamanggil Oma L sebagai pasien yang terakhir agar saya dapat berdialog dengannya dengan lebih leluasa.

“Oma L, bagaimana kabarnya pagi ini? Ada keluhan apa? “ saya bertanya kepada Oma l.

Oma L menjawab “ Sebenarnya sih saya tidak ada keluhan tinggal di Panti ini, tapi kalau ribut saja saya ingin pulang”

“ Lho yang bikin ribut sebenarnya siapa?” saya bertanya
“Tinggal di Panti sebenarnya lebih nyaman dari pada tinggal di rumah sanak famili. Mereka juga akan terbeban dengan tinggalnya Oma L di rumah mereka.Hiduplah dengn damai bersama Oma dan Opa lainnya disini.”

Oma L terdiam, mendengar saya berkata begitu, lalu ia berkata “ Iya sudah saya mau tinggal di Panti lagi. Benar yang Dokter katakan disini lebih enak, tidak mikirin untuk makan dan cari tempat berteduh. Kalau sakit ada yang beri obat. Saya tidak pusing lagi.”

“Jadi mau tinggal di Panti lagi? saya bertanya.

“Iya benar.” Oma L menjawab seperti acuh tidak acuh.

“Baiklah, selamat pagi, Oma l.” kata saya.

Oma L berlalu dari Ruang Periksa. Saya dan Ibu EE tersenyum melihat sikap Oma L.

Ya Tuhan, untuk berbuat baikpun, ternyata tidak mudah. Kadang kala ada batu sandungan di depan kita. Semoga kejadian ini lebih menebalkan iman kami kepadaNya.-

2 komentar:

  1. Anonim11:41 AM

    dokter boleh tau imel dokter, saya mau tanya2 soal keputihan,..dan panjang sekali kalau harus saya kirim lewat blog ini,...
    terima kasih

    metha

    BalasHapus
  2. Email anda boleh di kirim ke:
    basuki.pramana@gmail.com

    BalasHapus