Senin 7 November 2011, pagi hari sekitar pukul 06.15 Pak RT
kami datang mengantarkan Surat Panggilan untuk membuat e-KTP ( electronic-Kartu Tanda Penduduk ) di Kantor
Kecamatan. Pembuatan e-KTP untuk RW kami adalah hari ini dan gratis.
KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) atau Identity Card kami yang sudah
berumur diatas 60 tahun bersifat berlaku seumur hidup, tetapi karena
e-KTP ini bersifat nasional kami harus membuat e-KTP juga. KTP merupakan kartu
pengenal pribadi yang penting.
Tanpa punya KTP maka urusan membuat Paspor ( bila ingin
pergi ke luar negeri ), membuat Rekening di semua Bank, membuat / memperpanjang
SIM ( Surat Ijin Mengemudi ), dan lain-lain Surat
penting akan sulit dilakukan.
Kami tiba di Kantor Kecamatan kami pukul 07.45. Sudah banyak
warga RW kami yang akan membuat e-KTP. Wah…sudah banyak antrian nih. Sudah ada
setumpuk Surat
panggilan para warga RW kami.
Kami duduk manis menunggu dipanggil oleh Bapak Petugas yang
mengatur keluar masuk warga yang akan dilayani. Warga RW kami yang sudah datang
cukup banyak, mirip Pasar tumpah.
Konon para petugas hanya dapat melayani sebanyak 250
orang yang akan membuat e-KTP. Mereka
yang tidak terlayani hari ini dapat dilayani pada hari Minggu berikutnya yang
buka dari pukul 08.00 – 12.00. Tidak heran kalau para warga ingin agar dapat dilayani pada hari itu juga.
Sampai pukul 10.30 nama kami masih belum dipanggil juga.
Masih lama kata Petugas.
Saya bertanya kepada seorang Bapak yang sudah dilayani pada nomer
3.
“Kapan Bapak datang dan menyerahkan Surat panggilan?”
Bapak itu menjawab sambil tersenyum “Pukul 06.00 pagi.”
Hebat...Kantor Kecamatan belum buka tetapi Bapak ini sudah
datang agar lebih cepat dilayani.
Kami menerima Surat
panggilan itu dari Pak RT baru pukul 06.15. Kami bersiap-siap dan baru pukul
07.45 tiba di Kantor Kecamatan. Ya sudah mau apa lagi. Kami toh harus menunggu
antrian juga.
Akhirnya pukul 10.45 kami minta ijin meninggalkan Kantor
Kecamatan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain dahulu yang juga penting dan
setelah makan siang pukul 13.00 kami
akan datang kembali. Kami menitip pesan kepada Bapak Petugas , kami akan datang
kembali pukul 13.00. Harap maklum dan mohon jangan dilewati atau dicoret nama
kami.
Pukul 13.05 kami tiba di sana dan dapat segera dilayani.
Kami 4 orang masuk ke dalam sebuah Ruang yang ber AC ( keren
juga nih, adem.. ).
Saya dan isteri dilayani masing-masing oleh seorang bapak
Petugas yang akan
melakukan data entry untuk e-KTP kami.
Tampaknya data pribadi kami sudah ada di dalam data base
Komputer disana, seperti: nama, alamat, pekerjaan, agama, golongan darahdan lain-lain. Petugas hanya membacakan
data-data kami dan kalau ada kesalahan
dapat segra diedit. Semuanya betul.
Kepala ( hanya kepala saja ) difoto oleh sebuah kamera
digital yang berdiri diatas kaki tiga ( Tripod ) di depan saya. Kami diminta
membuat Tanda tangan digital sebanyak 2 kali diatas sebuah kaca reseptor.
Pembuatan Sidik jari ( 4 jari tangan, Jari telunjuk, Ibu
jari, masing-masing Kiri dan Kanan ) juga
dibuat dengan menempelkan jari kami di atas sebuah kaca reseptor,
tampilannya dapat dilihat di layar monitor komputer.
Ada
sebuah alat ( mirip sebuah teropong ) yang diletakkan menempel
diwajah kami. Konon untuk mengambil foto Iris mata. Saat dibuat, Mata harus
melotot agar foto Iris mata tampak
jelas. Bila kurang bagus, akan diulang lagi dengan melotot hebat.
Selesai sudah pengambilan data-data kami. Waktu yang dipakai
sekitar 7 menit, tetapi waktu menunggu antrian bisa berjam-jam. Kami salut kepada Petugas data
Entry itu. Mereka cukup lelah bekerja.
Semuanya tidak dipungut biaya ( gratis ). Saat pengambilan e-KTP ini diharapkan
gratis juga.
Kata Bapak Petugas, e-KTp akan diproes dan dibuat di
Jakarta. Perlu waktu sekitar 2-3 bulan ( lama juga ).
Hari itu pengalaman kami bertambah satu lagi.
Selamat siang.-
kemaren saya juga bikin e-KTP, datang ke kantor lurah jam 7 pagi dapat antrian nomor seratus lima puluh, padahal pelayanan baru dibuka jam setengah delapan...
BalasHapusTo Michael,
BalasHapusKonon 2 petugas yang memasukan data para warga hanya dapat mengerjakan sebanyak 200 orang.
Kalau jumlah orang yang dilayani pada hari itu ada sebanyak 250 orang, maka bersiaplah untuk antri sampai malam hari.
Pemecahan masalahnya adalah dengan menambah peralatan dan petugas agar data entry dapat lebih cepat sehingga tidak perlu menunggu lama untuk antri.