Rabu, November 09, 2011

Membuat e-KTP



Senin 7 November 2011, pagi hari sekitar pukul 06.15 Pak RT kami datang mengantarkan Surat Panggilan untuk membuat e-KTP ( electronic-Kartu Tanda Penduduk ) di Kantor Kecamatan. Pembuatan e-KTP untuk RW kami adalah hari ini dan gratis.

KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) atau Identity Card kami  yang sudah  berumur diatas 60 tahun bersifat berlaku seumur hidup, tetapi karena e-KTP ini bersifat nasional kami harus membuat e-KTP juga. KTP merupakan kartu pengenal pribadi yang penting.

Tanpa punya KTP maka urusan membuat Paspor ( bila ingin pergi ke luar negeri ), membuat Rekening di semua Bank, membuat / memperpanjang SIM ( Surat Ijin Mengemudi ), dan lain-lain  Surat penting akan sulit dilakukan.

Kami tiba di Kantor Kecamatan kami pukul 07.45. Sudah banyak warga RW kami yang akan membuat e-KTP. Wah…sudah banyak antrian nih. Sudah ada setumpuk Surat panggilan para warga RW kami.

Kami duduk manis menunggu dipanggil oleh Bapak Petugas yang mengatur keluar masuk warga yang akan dilayani. Warga RW kami yang sudah datang cukup banyak, mirip Pasar tumpah.

Konon para petugas hanya dapat melayani sebanyak 250 orang  yang akan membuat e-KTP. Mereka yang tidak terlayani hari ini dapat dilayani pada hari Minggu berikutnya yang buka dari pukul 08.00 – 12.00. Tidak heran kalau para warga  ingin agar dapat dilayani pada hari itu juga.

Sampai pukul 10.30 nama kami masih belum dipanggil juga. Masih lama kata Petugas.

Saya bertanya kepada seorang Bapak yang sudah dilayani pada nomer 3.

“Kapan Bapak datang dan menyerahkan Surat panggilan?”

Bapak itu menjawab sambil tersenyum “Pukul 06.00 pagi.”

Hebat...Kantor Kecamatan belum buka tetapi Bapak ini sudah datang agar lebih cepat dilayani.

Kami menerima Surat panggilan itu dari Pak RT baru pukul 06.15. Kami bersiap-siap dan baru pukul 07.45 tiba di Kantor Kecamatan. Ya sudah mau apa lagi. Kami toh harus menunggu antrian juga.

Akhirnya pukul 10.45 kami minta ijin meninggalkan Kantor Kecamatan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain dahulu yang juga penting dan setelah makan siang  pukul 13.00 kami akan datang kembali. Kami menitip pesan kepada Bapak Petugas , kami akan datang kembali pukul 13.00. Harap maklum dan mohon jangan dilewati atau dicoret nama kami.

Pukul 13.05 kami tiba di sana dan dapat segera dilayani.
Kami 4 orang masuk ke dalam sebuah Ruang yang ber AC ( keren juga nih, adem.. ).
Saya dan isteri dilayani masing-masing oleh seorang bapak Petugas yang akan melakukan data entry untuk e-KTP kami.

Tampaknya data pribadi kami sudah ada di dalam data base Komputer disana, seperti: nama, alamat, pekerjaan, agama, golongan darahdan lain-lain. Petugas hanya  membacakan data-data kami  dan kalau ada kesalahan dapat segra diedit. Semuanya betul.

Kepala ( hanya kepala saja ) difoto oleh sebuah kamera digital yang berdiri diatas kaki tiga ( Tripod ) di depan saya. Kami diminta membuat Tanda tangan digital sebanyak 2 kali diatas sebuah kaca reseptor.

Pembuatan Sidik jari ( 4 jari tangan, Jari telunjuk, Ibu jari, masing-masing Kiri dan Kanan ) juga  dibuat dengan menempelkan jari kami di atas sebuah kaca reseptor, tampilannya dapat dilihat di layar monitor komputer.

Ada sebuah alat  ( mirip  sebuah teropong ) yang diletakkan menempel diwajah kami. Konon untuk mengambil foto Iris mata. Saat dibuat, Mata harus melotot agar foto Iris mata  tampak jelas. Bila kurang bagus, akan diulang lagi dengan melotot hebat.

Selesai sudah pengambilan data-data kami. Waktu yang dipakai sekitar 7 menit, tetapi waktu menunggu antrian bisa  berjam-jam. Kami salut kepada Petugas data Entry itu. Mereka  cukup lelah bekerja. Semuanya tidak dipungut biaya ( gratis ). Saat pengambilan e-KTP ini diharapkan gratis juga.

Kata Bapak Petugas, e-KTp akan diproes dan dibuat di Jakarta. Perlu waktu sekitar 2-3 bulan ( lama juga ).

Hari itu pengalaman kami bertambah satu lagi.

Selamat siang.-

2 komentar:

  1. kemaren saya juga bikin e-KTP, datang ke kantor lurah jam 7 pagi dapat antrian nomor seratus lima puluh, padahal pelayanan baru dibuka jam setengah delapan...

    BalasHapus
  2. To Michael,

    Konon 2 petugas yang memasukan data para warga hanya dapat mengerjakan sebanyak 200 orang.

    Kalau jumlah orang yang dilayani pada hari itu ada sebanyak 250 orang, maka bersiaplah untuk antri sampai malam hari.

    Pemecahan masalahnya adalah dengan menambah peralatan dan petugas agar data entry dapat lebih cepat sehingga tidak perlu menunggu lama untuk antri.

    BalasHapus