Biasanya bila kita ingin mendapatkan pelayanan tertentu, akan minta bantuan ahlinya yang tetap.
Kalau kita ingin potong rambut kita datang ke barber shop tertentu dan minta dilayani oleh Barber tertentu.
Kalau kita akan melakukan service kendaraan, kita akan mendatangi Service station tertentu.
Kalau kita akan menikmati makan malam kita akan mendatangi Rumah makan tertenu yang sudah cocok masakannya.
Kalau kita akan berobat kepada Dokter, kita akan mengunjungi Dokter yang sudah menjadi langganan kita atau berdasar atas rekomendasi teman yang sudah pernah berobat kepada dokter tsb.
---
Memang saya pikir kita sebaiknya mempunyai ahli di bidangnya masing-masing ( Barber, Mekanik, Tukang Listrik, Dokter, Dokter Gigi, Rumah Makan, Supir tembak dll profesi ).
Demikian juga dengan saya. Ketika suatu siang akan potong rambut, mengunjungi Barber shop langganan saya. Disana ada 2 Barber, Pak A dan Pak B. Saya pelanggan Pak A.
Ketika saya datang sudah ada 4 orang yang sudah antri kepada Pak A. Pak B hanya ada 1 pelanggan yang sedang dipotong rambutnya. Kalau saya menunggu giliran ke 5, berapa lama lagi saya harus menunggu? Bisa satu jam lebih. Wah terlalu lama. Bisanya saya yang ditunggu oleh pasien, tetapi ketika akan potong rambut, Dokter harus tunggu antrian dipotong rambutnya. Akhirnya saya pulang saja, lain hari akan berkunjung ke Barber shop itu lagi.
Pernah suatu kali saya menghadapai kejadian yang sama dan pergi menuju Barber shop lain disebrangnya. Saya kurang cocok dengan hasil guntingan Barber yang lain itu. Akhirnya saya menjadi pelanggan Barber Pak A tadi.
---
Kemarin pagi, saya kedatangan 2 orang pasien. Pasien C, 40 th, seorang Bapak datang berobat untuk gangguan sendi lututnya. Selesai memeriksa Pak C, saya memepersilahkan Ibu D, 35 tahun untuk masuk ke Ruang Periksa.
Ibu D mengatakan bahwa ia akan berobat kepada Dokter H ( isteri saya ). Beruntung isteri saya sedang berada di tempat. Saya melaporkan kepadanya bahwa ada pasien yang ingin berobat.
Ibu D ingin berobat kepada Dokter, tetapi Dokter yang sudah menjadi langganannya. Ia menolak untuk diperiksa oleh saya. Saya dapat memaklumi keinginanya. Hal seperti itu sudaj sering terjadi.
Disaat isteri saya sedang ke luar kota sehingga tidak dapat buka praktik, para pasiennya tetap tidak mau diperiksa oleh saya ( dokter lain ). Demikian juga para pasien saya yang tetap tidak mau diperiksa oleh dokter lain meskipun itu adalah isteri saya sendiri.
Alasannya: takut tidak cocok obatnya, sudah biasa dengan dokter tsb, ingin control Spiral ( alasan ini sangat dimaklumi oleh saya ) dll.
---
Bila Teman Sejawat menghadapi kejadian seperti diatas, harap maklum dan jangan kecil hati. Tiap orang punya rejeki masing-masing. Amin.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar