Sabtu, Oktober 16, 2010

Darah



Darah. Ya darah. Siapa yang tidak kenal dengan darah?
Bila kita  mengalami luka sayat, luka potong atau luka tusuk, maka  darah  akan keluar dari luka tadi.

Bila ada pasien yang membutuhkan tambahan darah , maka orang lain ( donor darah ) dapat membantunya dengan memberikan darah kepada orang yang membutuhkan dengan syarat darahnya cocok setelah diperiksa golongan darah dan lulus test cocok serasi antara darah donor dengan darah orang yang membutuhkan darah ( resipien ).

Isteri saya  pernah menjadi Kepala Unit Transfus Darah PMI Cabang Kota Cirebon selama 5 tahun yang berakhir masa jabatannya pada akhir tahun 2009.

Kisah posting kali ini dimulai dari sini.

Pagi ini saya ketika pulang dari praktik pagi, isteri saya berkisah.

“Tadi Pak Amad ( bukan nama sebenarnya ) datang kesini. Isteri Pak Amad katanya dirawat di RS Umum. Ia membutuhkan darah sebanyak 3 labu. Oleh PMI diberi 1 labu saja. Pak Amad minta tolong saya untuk dapat minta bantuan PMI untuk menambah 2 labu darah lagi.”

Isteri saya menjawab “ Saya sudah tidak bekerja di PMI lagi.”

Pak Amad memohon agar isteri saya  dapat membantu sebab kalau mantan pejabat disana tentu urusannya bisa menjadi lebih mudah.

Setelah Pak Amad meninggalkan rumah kami, menuju RSU kembali, isteri saya menelepon salah satu mantan staf di Unit Transfusi Darah. Kepada mbak A, isteri saya mohon bantuan agar Ibu Amad yang dirawat di RSU, dibantu 2 labu darah tambahannya. Mbak A menjawab, siap Bu.

Singkat cerita ketika Pak Amad tiba di kamar perawatan isterinya, seorang perawat wanita berkata kepada Pak Amad  “ Pak, 2 labu darah untuk Ibu sudah dikirim dari PMI. Nanti akan kami berikan untuk Ibu.”

Glek….. pak Amad merasa gembira dan terharu.
Kok cepat amat datangnya bantuan dari isteri saya.
“Benar kan, kalau mantan pejabat selalu diperhatikan oleh mantan stafnya”.

Pak Amad melalui telepon umum, berkata kepada isteri saya “Terima kasih banyak, Bu atas bantuannya. Darah untuk isteri saya sudah datang.”

Isteri saya menjawab “Iya, sama-sama, pak. Semoga Ibu segera sembuh dan sehat kembali.”

Ada perasaan lega dalam hati isteri saya. Pagi ini sudah menolong orang lain, meskipun sudah tidak bekerja di Unit Transfusi PMI.

Saya berkata kepada isteri saya “Iya kita patut bersyukur kepada Tuhan. Maksud baik kita, dapat menolong orang lain. Setidaknya dapat meringankan penderitaan orang lain. Amin.”

----

 

* Pak Amad, 81 tahun adalah orang yang  telah berjasa dalam hidup saya. Ia yang mengantar dan menjemput saya sekolah ketika saya duduk di kelas 1 - 3 SD. Tanpa lulus dari SD, saya tidak dapat melanjutkan ke Sekolah Dokter. Jasa Pak Amad  selalu teringat di hati saya. Setiap bulan saya pribadi selalu memberikan bantuan untuk hidup sehari-hari di hari tuanya..-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar