Rabu, Juni 29, 2011

Cacingan ( 1 )



Suatu malam Ibu B, 35 tahun, datang mengantar putranya A, yang berumur Balita.
Keluhan Ibu B ini adalah kalau malam hari si A sering garuk-garuk pantatnya.
Konon katanya putranya tidak menderita alergi terhadap apapun, setiap sesudah mandi selalu ganti pakaiannya, tidak pernah bermain-main di kebun.

Ibu B bertanya kepada saya “Mengapa ya, Dok?”

Setelah memeriksa fisik A, penampilannya cukup baik dari golongan menengah, status kesehatannya dalam batas normal.

“Ibu, tolong dibantu. Saya ingin melihat ubang anusnya” kata saya.

Setelah  celana A di lepas, saya memeriksa daerah anusnya.
Pantatnya bergerak-gerak dan  suatu saat  saya melihat ada benda yang keluar dari lubang anus itu. Benda itu putih seperti parutan Kelapa.



Aha…itu cacing Kremi ( Oxyuris / Enterobius vermicularis ). Cacing ini merupakan Parasit dalam tubuh manusia.

Gejala yang khas adalah pasien ( anak-anak sampai usia dewasa ) kalau malam hari, mereka  merasa gatal pada daerah anus. Malam hari cacing Kremi ini keluar dari lubang Anus dan memberikan sensasi yang tidak nyaman pada daerah Anus.

Bila menjumpai pasien yang menderita Cacing ini maka, sebaiknya, segera ganti seprei ( kain penutup bed ) dan dicuci bersih, kalau perlu direndam dengan air panas agar bila ada Cacing disana dapat mati.

Juga  yang amat penting adalah: bila menjumpai ada anggota keluarga yang menderita cacing Kremi atau jenis cacing lain seperti cacing Tambang: Necator americanus, Ascaris lumbricoides, kita mesti memberikan Obat cacing kepada seluruh anggota keluarga.

Obat yang biasa dipakai saat ini adalah: Pirantel pamoat denan dosis 10 mg per Kg berat badan. Pada anak-anak sudah ada  kemasan sirup obat cacing ini. Bila BB Balita 12 Kg, maka takaran yang diberikan adalah: 12 x 10 mg = 120 mg atau 5 cc Pirantel pamoat ( setiap 5 cc obat mengandung 125 mg Pirantel pamoat). Bila BB pasien 50 Kg, maka takaran yang diberikan adalah: 50 x 10 mg = 500 mg ( 2 tablet a 250 mg / tablet ). Kemasan tablet: 125 mg dan 250 mg / tablet.

---

Kemarin sore datang Ibu Z, 37 tahun, datang mengantar putrinya N, 16 tahun.
Kemarin sat b.a.b Ibu Z mendnegar suara gaduh dari Toilet rumahnya.
N berteriak-teriak seperti orang ketakutan.

“Ada apa, Neng?” ia bertanya kepada Z yang masih berada di dalam Toilet.

“Geli, geli, Bu.” kata N.

Setelah membersihkan dengan kertas tissue, N keluar dari toilet.

“Saat saya b.a.b. ada  benda yang bergerak-gerak dari dubur saya, Bu” kata N.

Ibu Z segera melihat tempat duduk di kloset. Astaga…ada seutas benang yang bergerak-gerak. Apakah itu Mie?

Kemarin malam keluarga mereka menjantap Mie Goreng  buatan Ibu Z.
Mosok makan Mie, keluar Mie juga. Mestinya sudah hancur, apalagi masih bisa bergerak-gerak. Pasti ini bukan Mie, tetapi itu benda lain. Panjangnya sekitar 15 Cm, warna putih kekuning-kunngan.

Ayah N juga datang mendekati Toilet ketika ia mendengar suara gaduh di sana.
Ayahnya berkata “Wah…ini bukan Mie, tetapi itu Cacing, Bu.”

“Sebaiknya, kita memeriksakan N kepada Dokter langganan kita , Bu.”



Saat saya mendengar kisah mereka, saya mengambil kesimpulan bahwa N menderita Cacing Tambang (Ascaris lumbricoides ), bukan Kremi, sebab panjang Kremi sekitar 1 Cm saja.

Dari mana Cacing bisa ada di dalam tubuh manusia? Meraka memasuki saluran pencernaan manusia melalui makanan yang di santap. Mungkin saja Sayuran ( lalaban ) segar yang tidak direbus dan tidak bersih dicuci, masih terdapat Telur-telur cacing Tambang dan Kremi. Di dalam saluran pencernaan, telur-telur menetas dan berkembang menjadi Cacing dewasa. Mereka menjadi Parasit yang menyedot darah dari dinding Usus manusia.


( siklus hidup cacing Kremi )

Saya memberikan resep obat berupa 2 tablet yang mengandung Pirantel pamoat kepada Nn. N. Juga obat cacing kepada seluruh keluarga Ibu Z dan berpesan agar kalau mau makan sayuran ( lalaban ) mentah mesti dicuci dahulu dengan bersih.

Ada iklan yang konon dapat membuat bersih Sayuran dan Buah-buahan dengan merendam dan mencucinya dengan sabun merek tertentu. Wah…promosi nih.

Untuk menjcegah agar kita tidak menderita Cacingan, maka sebaiknya setiap 3-4 bulan sekali kita mesti makan obat Cacing, tidak peduli ada Cacing atau tidak. Kalau ada Cacing, mereka akan keluar dan kalau tidak ada Cacing, tidak ada ruginya, sebab harga Obat cacing sangat terjangkau.

Met pagi.-

2 komentar:

  1. penyakit2 parasiter ini banyak sekali di negara kita... setahu saya di bbrp daerah masih endemik , apalagi yang airnya air tanah atau penduduknya jarang pakai sendal.
    kalau saya sendiri belum pernah kena cacingan dok, hehe...

    BalasHapus
  2. To Michael,

    Benar di banyak negara termasuk negara kita kebersihan lingungan, ola hidup, ketidaktahuan dll faktor sangat berpengaruh terhadap Kesehatan. Misalnya banyak orang yang mencari nafkah di tempat-tempat sampah ( pemulung ). bagaimana mau dapat hidup sehat?

    Anda beruntung bila belum pernah cacingan. he..he..tapi harus tidak bosan-bosannya memberi nasihat kpd ornag-orang lain agar tidak menderita penyakit yang satu ini.

    Salam

    BalasHapus