Minggu, Desember 02, 2012

Kejang demam


Hari ini, Minggu pukul 14.30, ada seorang Ibu, Ibu M, 45 tahun berteriak memanggil-manggil saya “Dokter, dokter, tolong…” “ Dokter, tolong anak saya...”

Saya yang sedang melihat siaran TV, segera menghampiri Ibu M sambil berkata “Ada apa, Bu?”

“Tolong Dokter dapat ke rumah saya. Anak saya kejang.”

“Baik, saya akan mengambil peralatan saya dahulu” kata saya. Saya masuk ke dalam Ruang Praktik untuk mengambil Tas peralatan.

Saya pamitan kepada isteri saya bahwa saya akan dipanggil pasien ke rumahnya.
Ibu M mengendarai sepeda motornya dan saya diboncengnya, persis seperti naik ojek.
Rumah Ibu M sekitar 300 meter dari rumah kami.

Setiba di rumahnya saya melihat ada banyak warga setempat. Maklum ibu M ini membuka usaha warnet.

Saya melihat ada seorang anak laki-laki, S, umur sekitar 2 tahun sedang dipangku oleh seorang ibu yang lain. Seorang laki-laki, telunjuknya ada di dalam mulut pasien. Mungkin maksudnya untuk mencegah agar lidah pasien tidak tergigit. Saya minta sebuah sendok dan sehelai sapu tangan. Gagang sendok dibungkus sapu tangan tadi dan dimasukkan ke mulut sang pasien, untuk menggantikan telunjuk laki-laki tadi.

Tampak ke 2 lengan pasien kaku dan bergerak-gerak tidak teratur ( kejang ). Pasien tidak sadar.

Saya segera memasukkan obat anti kejang S, 5 mg, per rectum ( ke dalam lubang anus ). Setelah itu ke 2 bokong pasien dirapatkan agar cairan anti kejang tidak keluar lagi. Saya minta laki-laki tadi untuk memegangi bokong pasien. Tidak berapa lama pasien berteriak ( sadar?) dan terdengar ucapan syukur dari warga yang hadir di ruangan tadi.

Saya segera membuat resep obat berupa puyer anti panas dan anti kejang serta sebotol Antibiotika sirup.

5 menit kemudian pasien tampak lemas dan tertidur. Saya berkata kepada Ibu M, orang tua pasien bahwa pasien S sudah diberi obat anti kejang melalui lubang anusnya dan sekarang sedang tertidur, kejangnya reda. Nanti kalau pasien sadar, berilah minum memakai sendok. Lihatlah apakah ia sudah dapat menelan air minum tersebut yang menunjukkan refleks menelannya sudah berjalan kembali dan pasien sudah sadar. Kalau sudah dapat minum, berikanlah sirop dan bubuk puyer untuk mencegah demam dan kejang lagi.

Menurut Ibunya, pasien ini mendadak demam. Kemarin tidak apa-apa. Saat demam timbul kejang yang membuat panik orang tuanya yang segera memanggil dokter.

Penyebab demamnya saya tidak tahu. Mungkin pasien menderita ISPA ( Infeksi saluran Pernafasan Akut ), dan ada sedikit demam. Demam ini membuat kejang, sehingga disebut Kejang demam ( febris confulsi ).

Pada kasus demikian biasanya ambang kejangnya rendah, begitu timbul sedikit demam, pasien sudah menderita kejang.

Saya melihat pasien tampak tertidur dan saya mohon pamit. Semoga penyakit pasien S segera pulih kembali. Amin.

Selamat siang.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar