Rabu, Agustus 11, 2010

Retensio urinae



Kemarin siang pukul 13.30 datang berobat seorang lelaki, Pak T, 63 tahun.
Tidak biasanya pasien datang berobat pada siang hari. Rupanya keadaannya mendesak.

Apa masalahnya?
Sang pasien berkeluh kesah ia tidak dapat pipis. Kalau pipis hanya keluar sedikt urine saja. Selain itu ia menderita  Darah tinggi sejak beberapa tahun yang lalu.

Wah… gawat nih rupanya. Pantesan siang-siang hari bolong ia minta bantuan kepada saya.
Saya periksa, tekanan arahnya : 160/90 mmHg, tinggi juga. Kalau pasien berkeluh tidak dapat pipis, maka yang menjadi fokus pemeriksaan utama adalah seberapa  besar Kandung kencingnya terisi urine? Ternyata Pak T ini perutnya buncit ( membesar ) sebab kandung kencingnya terisi banyak urine, setinggi Pusar atau kehamilan 6 bulan pada wanita hamil. Paling tidak ada 2 liter urine yang berada di dalam kandung kencingnya yang tertahan tidak dapat dikeluarkan.

Urine yang  terbendung dalam kandung kencing ini ( retensio urinae ) sering terjadi pada kasus Pembesaran Prostat, Benign Prostat Hypertrophy. Pembesaran kelenjar Prostat ( yang ada pada Pria ) inilah yang menjepit saluran kencing sehingga sukar b.a.k.

Segera saja saya membuatkan sebuah Surat Rujukan ke salah sebuah Rumh Sakit terdekat untuk minta bantuan pemasangan  slang karet ( kateter ) untuk mengeluarkan Urine tsb. Selain itu saya memberikan resep tablet anti BPH, antibiotika dan anti hipertensi dan pesan agar beberapa hari kemudian datang untk kontrole  kembali.

BPH ini  biasa terjadi pada Pria usia 60 tahun atau lebih. Keluhannya: sukar b.a.k. kalau mau b.a.k. harus ngedan dahulu. Bila sudah keluar, masih ingin b.a.k. lagi sebab masih ada sisa urine ( residual urine ) dalam kandung kencingnya.

Istri Pak T ini meninggal beberpa tahun yang lalu. Kedua putranya tinggal di Jakarta. Di kota  ini  Pak T tinggal sendirian dan ia mempunyai sebuah toko untuk mencari nafkah.

Ah...kasihan juga Pak T ini, dalam sisa hidupnya ia hidup sendirian. Anak-anaknya jarang pulang menengok ayahnya. Mengapa Pak T ini tidak tinggal bersama anaknya? Ini persoalan lain. Persoalan keluarga Pak T.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar