Kemarin malam saya mendapat panggilan ke rumah pasien.
Ibu. L, 55 tahun, mengeluh nyeri di daerah ulu hati sejak beberapa jam yang lalu.
Ibu L dan keluarga mempunyai sebuah toko kelontong yang lumayan laris.
Oleh karena sehari sebelumnya Ibu L ini tidak mengeluh tentang ulu hatinya, maka saya bertanya tentang pola makan hari ini.
“Ibu, tadi siang Ibu makan pukul berapa?” saya bertanya.
“Siang ini saya makan pukul 15.30, Dok.” Ia menjawab.
“Itu makan siang atau makan malam?” Saya bertanya kembali. Jadi ia terlambat makan siang yang seharusnya pukul 12.00 – 13.00.
“Ibu, anda telat makan siangnya, sehingga perut sudah kosong benar dan asam Lambung akan mengiritasi dinding Lambung, sehingga Lambung mengkerut ( spasme ) dan ini terasa nyeri di ulu hati.” Saya menjelaskan.
“Iya, Dok, habis bagaimana? Saya kan harus melayani para pembeli sehingga tidak sempat makan.” Ibu L membela diri. Hebat, untuk makan siang saja tidak sempat. Tokonya laris benar. Kalau begitu untuk apa cari uang banyak-banyak, kalau makan saja tidak sempat.
“Kalau tidak sempat makan, Ibu kan bisa makan Snak / Roti sambil melayani para pembeli. Atur-atur saja agar perut Ibu dapat diisi makanan kecil. Jadi perut tidak kosong. Sekarang Ibu ada gangguan pada Maag-nya.” Kata saya.
“Baiklah, mulai besok saya akan lebih memperhatikan waktu makan saya. Pola makan yang baik itu yang bagaimana, Dok?” ibu L bertanya sambil menerima sehelai resep obat yang harus dibeli di apotik terdekat. Rasanya pertanyaan itu tidak perlu dijawab. Kalau perut lapar, ya segera makan. Kalau mata ngantuk, ya segera tidur. Tubuh kita akan memberikan peringatan kepada kita, bila tubuh kekurangan sesuatu ( makanan, tidur dll ).
“Pola makan yang baik adalah makan pagi pukul 06.00, makan siang pukul 12.00 dan makan malam pukul 18.00. Pukul 10.00 dan 15.00 makan Snak. Setelah kita makan, maka dalam waktu 3 jam perut kita akan kosong, sebab makanan akan masuk ke dalam usus. Jadi kalau makan pagi pukul 06.00. Maka pukul 09.00 perut sudah kosong, Jadi kalau makan Snak pukul 10.00, asam Lambung dapat dinetralisir oleh makanan dan tidak membuat nyeri ulu hati.”
“Pola makan yang tidak teratur akan mempengaruhi pencernaan kita. Bila ada Stres, misalnya banyak pembeli yang berhutang maka pikiran Ibu juga akan terganggu. Hal ini akan mempengaruhi Lambung Ibu juga dan dapat memperberat keluhan nyeri ulu hati anda.”
---
Kalau perut kosong, akan mengeluh tidak bisa berpikir dan mudah tersinggung / marah, seperti keadaan saat ini di sekitar kita. Susah cari pekerjaan, sehingga uang sulit di dapat, akhirnya perut sering kosong dan menderita sakit Maag.
Oleh karena itu saya sering berpikir penting yang mana: beli makanan atau beli pakaian?
Akhirnya saya mengambil jawaban penting beli makanan dahulu untuk mempertahankan hidup. Beli pakaian, nanti kalau masih ada sisa uang. Pakaian bukan tidak penting, tetapi skala prioritas nomer satu adalah beli makanan.
Saya sering datang ke toko di mal siang2. Eh, ternyata tokonya tutup sementara karena ownernya makan. Saya jelas kesal. Setelah baca cerita ini, saya kagum karena itu berarti mereka menghargai waktu makan biarpun beresiko kehilangan pembeli.
BalasHapusTo9 Kencana,
BalasHapusUrusan perut emang penting. Kalau terlambat makan, bisa sakit Maag.
Kalau kita kedatangan sanak famili ke rumah kami maka pertanyaan yg pertama adalah "Sudah makan belum?" Kalau belum makan ayo kita makan seadanya. Bukan pertanyaan "Anda punya uang berapa?"
Jadi urusan perut nomer satu dan yg lain-lain nomer dua dst.
Salam.