Siang ini pukul 13.30 saya mengantar isteri pergi ke salah satu bank di kota kami untuk sebuah urusan perbankan. Setiba di halaman parkir isteri saya segera memasuki Bank tsb. Saya mencari tempat parkir dan memasang kunci pengaman mobil kami.
Ketika saya memasuki Bank ini, saya melihat isteri saya sudah berada di sebuah antrian yang cukup panjang. Hebat Bank ini, hampir tutup ( pk. 15.00 ) masih banyak nasabah yang berada dalam antrian.
Saya mencari kursi kosong untuk duduk. Setelah 10 menit, istri saya sudah berada di depan salah satu loket teller. Setelah berbicara sejenak, konon isteri saya salah antri. Seharusnya antri di antrian di sebelah kiri yang dapat untuk menerima uang transferan.
Isteri saya yang tidak tahu salah antri, mendongkol karena sudah antri cukup lama tapi harus antri lagi di antrian yang lain. Untuk masuk dalam antrian ini, setiap nasabah harus mengambil nomer antrian di mesin khusus. Sang Satpam ikut membantu mengambil nomer antrian. Nomernya D444, nomer yang sudah boleh masuk antrian baru nomer D397. Jadi harus menunggu 53 orang nasabah lagi. Cukup lama, meskipun ada banyak Loket yang masih melayani.
Isteri saya berniat mengurungkan antri, sebab pasti akan menuggu lama lagi. Ia menyesal sudah ikut salah antrian tadi sehigga buang waktu.
Saya menghibur dengan berkata “Sabarlah. Kita sudah datang ke Bank ini, tunggulah sampai urusan selesai. Biar saya temani disini.”
Isteri saya akhirnya setuju dan duduk di bangku yang kosong yang tersedia bagi nasabah –nasabah yang menunggu nomer antrian. Sekira 8 menit kemudian, seorang wanita, 35 tahun yang sedang berdiri dalam antrian bertanya kepada saya “ Om ..berapa nomer antriannya?”
Saya menjawab dengan bahasa tubuh sambil mengangkat 4 jari tangan kanan saya sebanyaka 4 kali yang berarti nomer 444. Nomer antrianya adalah: D435.
Wanita itu berkata lagi “Om , pakai saja nomer antrian teman saya yang batal ikut antrian. Ini kertasnya.” Saya lihat bernomer D 436. Jadi dapat menghemat waktu antrian sebanyak 8 orang nasabah. Lumayan juga nih.
Saya berkata “Terima kasih.” Sambil menerima kertas antrian itu.
Segeralah isteri saya ikut antri dibelakang wanita itu sambil berkata “ Terima kasih ya.”
Tidak sampai 10 menit kemudian, urusan isteri saya di Bank ini sudah selesai. Wajah isteri saya lebih cerah dari sebelumnya. Urusan di Banknya selesai sudah.
---
Kesimpulan yang dapat saya ambil adalah:
- Sikap sabar sering kali ada manfaatnya.
- Orang yang sabar sering kali mendapat hikmahnya, misalnya datang bantuan / pertolongan dari orang lain yang tidak terduga.
Mengapa wanita itu peduli kepada kami? Kami tidak tahu jawabannya. Kami tidak saling mengenal, bahkan kami belum pernah melihat sebelumnya.
Kalau dia tidak care kepada kami, bisa saja kertas antrian temannya itu dia sobek-sobek. Dari pada dibuang, kok ia mau memberikannya kepada kami. Rasanya ada suatu kekuatan yang menggerakkan hatinya untuk berbuat baik kepada kami. Kami hanya dapat mengucap “Terima kasih, ya.” Kami sudah ditolongnya.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar