Senin, September 20, 2010

Honesty




Honesty atau kejujuran, saat ini merupakan suatu barang yang langka.
Apakah masih ada kejujuran pada  masa sekarang? Ternyata masih ada!

Pak Mario Teguh dalam acara “Golden way” yang ditayangkan oleh Metro TV setiap hari Minggu pukul 19.05 – 20.00, minggu yang lalu  berkata “ Orang yang jujur dalam perkara kecil akan jujur juga dalam perkara besar. Orang yang tidak jujur dalam perkara kecil, apalagi dalam perkara besar.”

Dalam hati saya melanjutkan ucapan bijak itu dengan “Kalau jumlah uang yang kecil saja ditilep, apalagi jumlah uang jang besar.”

---

Kisah nyata ini saya alami sendiri.
Beberapa tahun yang lalu saya mengalami hal ini.
Suatu sore sekitar pukul 16.30 ketika saya akan masuk ke dalam minibus saya  untuk dimasukkan ke dalam halaman rumah kami, saya berhadapan dengan dua orang anak laki-laki yang sesuai dengan usia Sekolah Lanjutan Pertama.

Ia berkata sambil menyodorkan sebuah Kartu “Pak, Kartu ini punya Bapak.”
Saya melihat Kartu Kredit dari sebuah Bank milik saya di tangannya.
Saya heran bagaimana  Kartu itu yang semula  berada dalam kantung baju saya sekarang ada ditangan orang lain?

Saya bertanya kepada anak tsb “Darimana adik, menemukan Kartu ini?”
“Disini “ katanya sambil menunjuk ke arah dimana kami sedang berdiri yaitu di depan pintu halaman rumah kami.
“O… terima kasih ya.” kata saya.
Secara spontan saya mengambil selembar uang kertas dan berkata kepadanya “Dik, ini ada uang untuk adik. Terima kasih ya sudah menemukan Kartu saya ini.”

“Tidak usah, Pak Dokter.” ia berkata dengan sopan dan wajah  tersenyum.
“Enggak apa-apa, terimalah sebagai ucapan terima kasih saya kepada adik,” saya tetap ingin memberikan sesuai sebagai ucapan terima kasih kepadanya.

“Jangan, Pak. Kami kebetulan lewat disini dan menemukannya. Saya melihat ada nama Bapak di Kartu ini dan cocok dengan nama yang  seperti di papan nama praktik Dokter,” katanya sambil berjalan meninggalkan saya.

Saya tertegun. Dari mana ia menemukan Kartu Kredit saya  yang sebelumnya berada di kantong baju saya. Saya berpikir keras. O..rupanya ketika saya  turun dari mobil, saya memasukkan Kunci mobil yang berdompet kecil ke dalam kantung baju saya yang berisi Kartu Kredit saya yang baru saya gunakan untuk mengambil uang di mesin ATM. Ketika saya akan masuk ke dalam mobil kembali, saya mengambil dompet  dan kunci mobil. Ketika dompet itu dikeluarkan, Kartu Kredit yang terbuat dari plastik itu melekat di dompet tadi dan terjatuh ke trotoir rumah kami dimana kami tadi berdiri. Anak tadi kebetulan lewat dan menemukan Kartu Kredit itu berada di trotoir.

Dapat dibayangkan kalau Kartu Kredit itu berada ditangan orang yang bermaksud tidak baik, maka saya akan menanggung kerugian yang besar  karena Kartu Kredit saya sudah dibobol orang jahat.

Untuk meminta agar Kartu Kredit itu diblokir, juga memerlukan waktu. Panggilan ke nomer telepon Pusat Kartu Kredit tsb juga memerlukan suatu perjuangan yang panjang sebab sering kali kita harus bicara dengan mesin penjawab telepon yang sering kali sulit tersambung akibat sibuknya lalu lintas komunikasi terhadap sebuah telepon yang harus menerima  keluhan-keluhan  dari sekian banyak pemegang Kartu Kredit yang ada dinegara  kita ini. Waktu berjalan terus dan mungkin saja Kartu Kredit saya sudah dipakai belanja dengan jumlah yang aduhai, sebelum saya sempat memblokir Kartu Kredit itu.

Kejujurannya  membuat anak tadi mengembalikan Kartu Kredit itu kepada saya tanpa pamrih. Diberi uang sebagai balas jasapun, ia menolaknya. Sungguh suatu kejujuran tanpa pamrih. Ini membuktikan kepada saya pribadi bahwa  saat ini masih ada kejujuran diantara kita. Amin.

Hal ini saya terima apakah karena saya juga sering kali berbuat hal yang sama kepada orang-orang lain? Semoga demikian.

---

“Tuluslah dalam suatu kebaikan. Lalu perhatikan apa yang terjadi” ( Mario Teguh )





Tidak ada komentar:

Posting Komentar