Selasa, Januari 01, 2013

Menanam sayuran







Halaman depan rumah kami selain untuk parkir mobil, kami manfaatkan juga untuk menanam pohon dan sayuran sebagai penghijauan yang dapat dikonsumsi oleh kami. Saya membuat bak tembok untuk tempat tumbuhnya tanaman yang kami tanam.

Isteri saya gemar menanam Sayuran. Kalau beli Bayam, Daun bawang dan lain-lain sayuran di pasar, maka bonggol tanaman yang masih berakar ditanam di halaman rumah kami.

Sekali waktu isteri saya mendapat bekel beberapa batang Bayam Jepang (?) dari adik ipar kami di Jakarta. Iseng-iseng batang Bayam Jepang itu ditanam di pot-pot. Seminggu kemudian tumbuhlah dengan subur daun Bayam tadi. Kok mudah ya tumbuhnya, tidak rewel. Akhirnya tanaman Bayam itu saya pindahkan ke pot plastik bekas tempat ikan yang berukuran agak besar dan ditanam di bak tembok yang kami buat.

----

Suatu hari datanglah berobat Oma dan Opa R, 68 tahunan. Mereka pasien langganan isteri saya. Saya persilahkan mereka duduk menunggu di Ruang Tunggu, tetapi mereka tidak mau. Katanya mereka ingin melihat tanaman yang tampak bagi mereka cukup unik.
Oma R bertanya “Kalau yang ini tanaman apa ya, dok?” sambil memegang sehelai Daun Bayam Jepang.

Saya menjawab “Katanya sih Bayam Jepang, Oma. Ia mudah sekali tumbuhnya. Setek dan ditanam di pot kecil juga akan tumbuh. Kalau Oma mau, saya beri beberapa tangkai Bayam ini?”

Oma R menjawab “Wah di rumah kami tidak ada halaman untuk menanam pohon, dok.”

Saya menjawab lagi “Tanam saja di kantong plastik ( keresek ), ia akan tumbuh dengan mudah.”

----

Lain lagi ceritanya Pak M, 50 tahun. Setelah ia berobat, saat hendak keluar halaman rumah kami ia melihat tanaman Bayam Jepang tadi.

Ia bertanya “Ini pohon apa Dok, kok subur dan bagus warna hijaunya?” Rupanya ia terkesan akan tanaman Bayam itu.

“Itu Bayam Jepang, Pak. Ia mudah tumbuh. Disetek saja jadi. Bapak mau menanamnya” kata saya.

Pak M menjawab “Kalau boleh, saya mau dok.”

Saya memetik beberapa tangkai Bayam ini dan mengatakan “Pak, Daun Bayam ini enak dimakan, dijadikan lalaban juga enak. Kalau saya merebus Mie instan, saya menambahkan kedalamnya daun-daun Bayam ini.”

Pak M kegirangan mendapat batang Bayam gratisan dari saya.

Semingu kemudian Pak M memanggil saya untuk datang ke rumahnya, karena Ibundanya sakit dan tidak dapat berjalan ke tempat praktik saya.

Saat saya akan pulang dari rumahnya, saya melihat ada 2 buah kantong keresek yang diisi tanah dan tumbuh di dalamnya tanaman Bayam Jepang yang saya beri 1 minggu yang lalu. Tanaman itu sudah tumbuh daun mudanya. Wah…cepat sekali tanaman ini tumbuh.

Pekarangan rumah Pak M ini banyak ditanami dengan pohon Mangga, bunga Melati dan sebagainya. Jadi untuk sementara Bayam Jepang itu ditanam di dalam kantong keresek yang nanti pada saatnya akan dipindahkan ke lahan yang lebih besar.

----

Saya juga gembira sudah dapat berbagi sesuatu kepada orang lain. Semoga Bayam itu tumbuh dengan subur, Pak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar