Minggu, Mei 17, 2015

Febris convulsi


Suatu sore seminggu yang lalu ada Ibu K, 35 tahun yang datang berobat mengantar putrinya L, 8 bulan. Ibu K langganan isteri saya yang juga dokter umum.

Sejak 2 hari yang lalu L sedikit demam, batuk dan pilek.
Setelah diperiksa oleh isteri saya dan menerima resep obat Ibu K meninggalkan ruang periksa. Kemudian terdengar kegaduhan di halaman depan rumah kami.

“Dokter, dokter, tolong, anak saya kejang” terdengar suara Ibu K.

Segera pasien L dibawa masuk kembali ke ruang periksa. Tampak kedua mata L melotot ke atas, kedua tangannya mengepal dan kedua kaki tampak kaku.

Segera saya bantu menyiapkan obat anti kejang untuk dimasukkan ke dalam lubang anus L. Setelah beberapa menit kemudian tampak pasien L kembali normal. Kedua matanya menutup, mungkin ngantuk. L tidak kejang lagi.

Kami semua merasa lega. Sebelum diperiksa pasien tidak ada kejang, saat hendak pulang mengalami kejang karena ada demam ( febris convulsi ).

Isteri saya berkata “Ibu, segera belikan obatnya untuk diminum oleh L. Lain kali kalau L tampak mengalami sedikit demam, segera berikan sirup penurun demam, misalnya Parasetamol sirop, 3 kali setengah sendok takar. Ibu mesti menyediakan 1 botol sirup penurun demam ini yang mudah dijangkau, misalnya di taruh di atas Kulkas. Kalau tampak ada kejang, segera masukkan cairan obat anti kejang dalam bentuk supositoria yang nanti Ibu beli di apotik sebagai persiapan mengatasi kejang putri Ibu.”

Ibu K berkata “Terima kasih Ibu Dokter yang sudah menolong putri saya.”

“Iya Bu, hati-hati di jalan ya.”

Segera Ibu K dan suaminya memasuki mobilnya.

--------

Kejadian Febris colvulsi ini sering dihadapi oleh kami, baik di tempat praktik atau ada panggilan ke rumah pasien.

Kejang pada saat pasien demam sering dialami oleh pasien berumur 2 tahun kebawah. Dokter praktik harus mempunyai obat anti kejang yang dapat dimasukkan ke lubang anus pasien (supositoria). Onset of action cairan obat supositoria ini cukup cepat, seperti cairan obat yang disuntikan melalui pembuluh darah pembalik ( intra vena ). Biasanya pasien akan tertidur (efek samping obat anti kejang) setelah cairan supositoria ini masuk ke dalam tubuh melalui lubang anusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar