Setiap orang tua tentu merasa senang mempunyai anak atau anak-anak. Anak merupakan penerus keturunan mereka. Apalah artinya mempunyai banyak harta kalau tidak mempunyai anak.
Bila kita bertemu dengan teman atau famili, pertanyaan yang diajukan sering berupa “Sudah punya anak berapa?”, bukan pertanyaan “Sudah punya uang berapa?” Inilah bukti bahwa anak mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan berkeluarga.
Kami yang dikarunia 1 putra dan 1 putri, yang semuanya sudah bekerja, selalu teringat masa kecil mereka bila membuka Album keluarga. Saya membuat foto-foto ulang tahun mereka sejak usia 1 tahun sampai 10 tahun, ketika kami merayakan uang tahun mereka. Masa-masa itu tidak mungkin kembali lagi. Waktu berjalan terus. Hanya kenangan yang masih dapat kami kenang dan dapat kami lihat dalam sebuah Album.
---
Kemarin datang berobat seorang Ibu Lili ( bukan nama sebenarnya ) yang juga membawa seorang putranya, Steve ( bukan nama sebenarnya ), 4 tahun. Penampilan Steve cukup bagus dan lincah. Ibu Lili menderita sakit Flu sejak 2 hari yang lalu.
Saat saya memeriksa Ibu Lili, Steve selalu bergerak dari kursi tempat duduknya, menuju ke lemari buku saya dan membaca-baca sebuah buku. Selesai membaca buku, Steve mengambil sebuah ballpoint diatas meja kerja saya. Ia mencoret-coret sebuah kertas kosong doatas meja saya. Semua benda yang ada di atas meja kerja saya dipegang-pegangnya.
Ibunya menegur Steve “Steve, jangan ganggu barang-barang Pak Dokter.”
Steve berhenti melakukan aktivitasnya dan segera menuju sebah timbangan berat badan. Ia berdiri diatasnya, setelah itu ia meloncat-loncat diatas timbangan berat badan tadi. Kalau didiamkan terus maka timbangan itu akan rusak.
Selesai memeriksa Ibunya, saya kembali duduk menghadapui meja kerja saya.
Saya menegur Steve “ Steve, jangan meloncat-loncat disitu. Kemarilah. Nanti Om beri sebuah ballpoint dan buku tulis.”
Mendengar saya akan memberi sesuatu untuknya, Steve segera duduk diatas kursi dihadapan saya.
Steve bertanya “Mana bukunya, Om dokter?”
Saya senang menghadapi seorang bocah yang aktip. Saya memberikan sebuah ballpoint dan sebuah buku kosong. Steve tampak senang menerimanya.
Sambil duduk Ibu Lili berkata “Dok, Maafkan anak kami. Ia emang nakal, tidak mau diam. Di rumah juga begitu. Barang-barang di rumah kami selalu berantakan akibat ulah Steve.”
Saya menjawab “Tidak apa-apa, Bu. Anak-anak yang sehat biasanya begitu. Kalau anak-anak diam saja sepanjang hari, tidak mau aktip bergerak dan tidak mau bermain dengan anak tetangga, maka kemungkinan anak iti sakit. Biarlah anak itu aktip dan kita sebagai orang tua membantu mengarahkan perbuatan yang wajar yang ia mau lakukan. Ada masanya di dalam kehidupan anak-anak. Nanti kalau sudah besar kan akan berubah sesuai dengan umurnya.”
Ibu Lili bertanya “Kalau putra dokter bagaimana?”
Saya menjawab “Sama, Bu. Bila dibelikan sebah mainan yang biasanya sebuah robot atau mobil dari bahan plastik yang mesti dirakit. Putra kami setiba di rumah akan merakitnya menjadi sebuah Robot atau mobil sesuai gambar pada kotak pembungkusnya. Kalau dibelikan sebuah Robot yang sudah jadi, putra kami selalu akan membongkarnya dan merakitnya kembali. Kalau diajak kondangan, putra kami selalu berpindah tempat, kesana-kemari seolah-olah ingin mengetahui keadaan ruangan pesta itu. Ia sering kali menghilang lalu kembali lagi ke tempat duduk kami. Kami harus waspada mengawasinya.”
Ibu Lili menjawab “O..begitu ya, dok. Sekarang usia putra dokter berapa?”
“Dua puluh sembilan tahun. Ia sudah jadi dokter dan sudah menikah.”
“Wah, berarti pengalaman dokter mendidik anak , sudah lama ya.”
“Ya, begitulah Bu. Puji Tuhan, putra dan putri kami berkembang dengan baik sesuai dengan umurnya.”
Ibu Lili berteriak “Steve…Steve….” Ketika Steve mulai meloncat-oncat lagi diatas timbangan berat badan saya.
He..he..semoga timbangan itu tidak rusak menahan hempasan badan Steve.
---
Pesan moralnya:
Mendidik anak harus dengan kasih sayang, bukan dengan memarahinya.
---
Kutipan:
Sebuah hari takkan pernah dikenang, tanpa karya yang Anda buat ( Josh S. Hinds )
anak adalah anugerah... bukan begitu Dok ? He...
BalasHapusngomong-ngomong, blognya berpenampilan baru ya Dok ? untuk mengisi komentar ga'lagi terpisah menjadi jendela baru, tapi langsung dibawah tulisan.
Kenapa ga'mencoba variasi thema lain Dok ?
To PanDe Baik,
BalasHapusMakasih sudah rajin berkunjung ke Blog saya.
Uh..gara-gara ganti thema maka saya harus utak-utik lagi o.k. Hit counter dan Jam-nya hilang.
Thema ini biasa aja sih. Mau ganti thema kok males ya. Iya segitu ajalag dah.
Yang penting posting tetap jalan. he..he..