Kamis, Juli 02, 2009

Stres berat


Pengaruh Stres dalam kehidupan cukup merepotkan, apalagi pada saat ini, seperti kisah dibawah ini

---

Tatang ( bukan nama sebenarnya ), 29 tahun, kepala keluarga dari sebuah keluarga yang terdiri dari isterinya, Aminah ( bukan nama sebenarnya 28 tahun ) dan putrinya Tuti ( bukan nama sebenarnya juga ), 4 tahun murid sebuah Taman kanak-kanak.

Ibu Aminah bekerja disebuah perusahaan swasta. Pak Tatang sudah 2 tahun masih belum mendapat pekerjaan lagi sejak ia diberhentikan dari sebuah perusaan swasta. Saat ini Pak Tatang belum mendapat pekerjaan.

Keluarga Tatang tinggal bersama Ibunya, sehingga masalah perumahan tidak menjadi masalah benar. Oleh karena penghasilan isterinya tidak mencukupi maka Orang tua Tatang mau tidak mau tetap memberikan dukungan materi. Tatang disayang oleh Ibunya, boleh dikatakan Tatang sebagai Mama boy meskipun sudah menikah dan mempunyai seorang putri.

Bila mendapat gangguan kesehatan Keluarga Tatang berobat kepada saya, demikian juga Ibunya. Sudah beberapa tahun Tatang berobat. Keluhan yang dideritanya berkisar antara: pusing, susah tidur, tidak selera makan, bersin-bersin. Obat yang saya berikan berkisar dari: tablet antidepresi, anti pusing dan multi vitamin.

Secara jasmani, Tatang cukup sehat dan tidak ada gangguan kesehatan yang berarti. Secara Psikologis banyak mengeluh tentang seputar perasaan yang tidak nyaman yang sukar dirasakan oleh saya, karena keluhannya bersifat sangat subjektip. Dapat dirasakan oleh Tatang tetapi tidak oleh saya. Saya sebagai pendengar yang baik, memberikan sugesti dan motivasi agar Tatang bangkit kembali untuk mulai bekerja demi keluarganya.

Bila Ibunda Tatang datang berobat, setelah membicarakan kesehatannya, ia selalu membicarakan keadaan Tatang. Ia mengeluh kalau Tatang belum mendapat pekerjaan lagi dan ia merasa berat untuk turut menanggung hidup keluarga Tatang, yang seharusnya keluarga Tatang yang mendukung materi untuk Ibundanya. Keadaan kehidupan keluarga mereka terbalik.

Memang tidak mudah memberikan dorongan dan semangat kepada seorang Mama boy, selama ia hidup bersama Ibunya. Semangat berjuangnya lemah, mungkin ia berpikir toh masih ada Ibunya yang dapat mendukung materi untuk keluarganya. Apapun di dunia ini tidak ada yang abadi, suatu saat dapat berubah. Suatu saat Ibunya bisa tidak berada di dekatnya lagi. Usia putrinya makin membesar dan makin banyak kebutuhan untuk pendidikannya dll.

Semoga suatu saat Tatang mendapat pekerjaan dan keadaan keluarga Tatang makin membaik. Semoga Stres yang diderita Tatang tidak berkepanjangan dan tidak menjadi keadaan Depresi, suatu keadaan yang makin berat. Amin.

---
Kutipan:
Belajar dari masa lalu, hidup untuk hari ini, berharap untuk hari esok. Yang penting kita tidak pernah berhenti bertanya ( Albert Einstein ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar