Sabtu, September 18, 2010

G.O.



Bakteri G.O.


Seminggu yang lalu datang berobat seorang karyawan sebuah toko kelontong.
Keluhan Pak L, 30 tahun,  nyeri saat b.a.k. setelah ML dengan seorang PSK. Pagi hari pada CD-nya tampak bercak warma kuning dan bau amis, tidak sedap. Tetesan selamat pagi ( good morning drip ) ini khas untuk penyakit G.O. ( Gonorrhoe, Kencing Nanah ) yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae.

Penyakit ini dapat berpindah keada orang lain dengan cara ML atau hubungan seksual. Penyakit ini menyerang saluran kencing dan menyebabkan peradangan / infeksi pada saluran kencing ( Urethritis acuta ). Ciri khas penyakit ini adalah 2-3 hari melakukan setelah ML, maka pagi hari terdapat good mornng drip dan rasa nyeri saat b.a.k. ( dysuria ). Sering kali pasien berobat karena tidah tahan menderita dysuria ini.

Urethritis ini  ada 2 macam yaitu Urethritis gonorrhoica (yang disebabkan bakteri G.O. ) dan Urethritis nongonorrhoica ( yang disebabkan bukan oleh bakteri G.O. tetapi oleh Chlamydia trachomatis yang paling sering ). Bila tidak mendapat terapi yang tepat dan penyakit menjadi khronis maka dapat memberikan komplikasi antara lain berupa Radang Testis / biji kemaluan ( Orchitis ). Rusaknya pabrik penghasil sel-sel mani ( spermatozoa ) ini dapat membuat pasien menjadi mandul. Produksi spermatozoa sangat menurun atau tidak ada sama sekali. Bagaimana hendak membuahi Ovum ( sel telur ) isterinya kalau tidak punya spermatozoa?

Pasien sudah minum 2 kapsul Amoxycilin  500 mg yang dibeli dari sebuah Apotik dekat rumahnya. Keluhan pasien  masih belum sembuh ( tentu saja belum sembuh sebab dosis tidak cukup dan sudah banyak kuman penyebabnya yang resisten terhadap kapsul A ). Sebenarnya kaps A.ini adalah antibotica of choice ( a.b. terbaik ), tetapi karena masalah resistensi maka kaps. A sudah tidak dipakai lagi dan diganti  a.b. yang lain.

Sebagai Plan A, saya memberikan resep tablet Ciprofloxacin 500 mg , 10 tablet, 2 kali 1 tab/hari. Meskipun dalam literatur cukup 1 tablet saja. Selain itu diberikan  juga Doksisiklin kaps, 2 kali 1 kaps. selama 7 hari untuk mengatasi Chlamydia. Pasien dianjurkan agar tidak melakukan ML dahulu sebelum penyakitnya sembuh sebab dapat menularkan kepada pasangannya / isterinya.

Setelah obat habis pasien datang kembali dengan keluhan masih ada good morning drip.

Ah... ternyata bakteri penyebabnya ternyata juga sudah resisten terhadap obat Cipro yang saya berikan. Hal ini bisa saja terjadi o.k. pasien sering minum obat golongan Antibiotika yang dibelinya sendiri tanpa mengindahkan dosis yang cukup untuk membunuh bakteri penyebabnya. Kemungkinan lain pasien melakukan ML lagi sehingga ia terinfeksi lagi dengan bakteri yang sama. Hal ini disangkal oleh pasien yang katanya khawatir  tertular lagi dan sudah jera dengan penyakit ini sebab rasa sakit yang tidak tertahankan sewaktu ia b.a.k.

Plan B  saya lakukan dengan memberikan injeksi 2 gram K, 1 gram di bokong kiri dan 1 gram di bokong kanan setelah masing-masing dilarutkan dalam 2 cc Aquabidestilata. Dengan suntikan K ini  jarang pasien  balik lagi alias sembuh. Kalau ia tertular lagi maka ia dapat menderita G.O. lagi. Jadi tidak ada kekebalan terhadap penyakit yang sering dialami oleh pasien ( pria atau wanita ) yang melakukan ML dan salah satu pasangannya mengidap kuman G.O.

Sudah banyak pasien yang datang berobat dengan keluhan good morning drip dan mendapat injeksi K 2 gram. Saya belum pernah melakukan Plan C untuk penyakit yang satu ini. Plan C dapat berupa injeksi antibiotik lain yang lebih  cocok dan tentunya lebih mahal. Harga obat-obatan sat ini sudah tergolong mahal, kecuali obat generik. Sayangnya tidak semua obat sudah tersedia generiknya.

Ciri khas penyakit ini adalah pasien tidak kapok untuk melakukan ML lagi dengan  orang yang bukan pasangan resminya. Bila seorang suami mendapat penyakit ini maka pasangannya  / isterinya juga harus diberikan terapi agar  tidak saling menularkan ( mencegah Ping Pong Phenomen, bolak balik tertular lagi bila  tidak semuanya diterapi ). Masalahnya bagaimana sang suami memberitahukan bahwa ia terkena GO dan isterinya  harus mendapatkan injeksi yang sama, padahal isterinya merasa tidak berbuat salah. Dapat ditebak betapa murkanya sang isteri terhadap suaminya yang sudah sakit terkena murka isterinya lagi. Perceraianpun sudah diambang pintu perkawinan mereka.

Kalau setiap bulan harus  memberikan injeksi obat yang sama pada pasien yang sama dengan penyakit yang sama, sering kali saya merasa bahwa upaya pencegahan berupa penyuluhan pribadi yang saya berikan kepada mereka  tidak  berguna sama sekali. Akhirnya saya merasa cape deh……..

Dalam kehidupan ada banyak pilihan dan keputusan terbaik ada di tangan kita sendiri.

Orang bijak pernah berkata “Berpikirlah dahulu sebelum bertindak dan bukan bertindak dahulu kemudian berpikir.”

Kalau diambil yang terakhir, maka sesal kemudian tidak ada gunanya lagi, bukan?-

8 komentar:

  1. Pak L udah punya istri dan masih ngeseks ama PSK? Yah, itulah hukumannya. Control your pe*nis and use condom, man.

    Saya kasihan ama istrinya Pak L. Dia nggak ketularan kan? Apa Dokter juga periksa istrinya?

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Isterinya tidak ikut datang berobat, jadi saya tidak memeriksa isterinya. Mestinya suami-isteri diberi terapi juga agar tidak terjadi Pingpong phenomen.

    Suami diobati, sembuh dari GO, tetapi isterinya tidak diterapi, jadi mengidap GO. Lain waktu sang suami ML lagi dgn isterinya ( yg sakit GO), akhirnya suami terular lagi dari isterinya. Ia kena GO lagi. Jadi spt di pingpong, bolak-balik kena GO.

    Salam

    BalasHapus
  3. Ampun deh. Jangan2 si suami takut ngomong ama istrinya. Kuatir dimarahin dan diceraikan. Saya jadi membayangkan adegan sinteron picisan.

    Istrinya sudah tahukah?

    BalasHapus
  4. To Kencana,

    Isterinya pasti belum tahu. Kasihan dia ya.

    Salam.

    BalasHapus
  5. Pak Kira-kira berapa lama ya, penyakitnya sembuh setelah pengobatan??

    BalasHapus
  6. To M. Siregar,

    G.O. yang diterapi dengan antibiotika yang benar / sesuai maka dalam waktu 2 x 24 jam sudah membaik. Sering kali penyakit ini berulang bila pasien kontak lagi dengan sumber penularannya.
    Jadi pakailah pelindung ( kondom ).

    Salam.

    BalasHapus
  7. Jika sudah terkena orchitis apakah obat yg diberikan sama dok ?

    BalasHapus
  8. To Aria adipati,

    Komplikasi penyakit GO antara lain: Orchitis ( radang biji kemaluan / Testis ). Terapinya sama sebab penyebabnya kuman yg sama. Silahkan anda berkonsultasi dengan dokter terdekat.

    Salam

    BalasHapus