Kemarin sore 4 September 2009 sekitar pukul 17.15, saya mendapat kunjungan 10 orang Pengurus Panti Wreda Kasih milik gereja kami. Sebagai pembuka acara, kami berdoa yang dipimpin oleh saya, kami memohon agar pertemuan tsb diberkati oleh Tuhan dan mendapat solusi yang baik. Pertemuan kami selama sekitar 90 menit ini cukup alot dalam diskusi.
Saya gembira mendapat kunjungan ini dan saya berharap mereka menyetujui permohonan berhenti sebagai dokter yang melayani kesehatan warga Panti yang saat ini jumlahnya berkurang menjadi 10 orang Opa dan Oma yang sudah lanjut usia.
Saya menyadari bahwa pelayanan saya di Panti yang non profit ( sukarela ) sejak tahun 2004, mencapai 5 tahun. Sedangkan masa bakti para Pengurus Panti selama 2 tahun setiap periode. Berarti pelayanan saya sudah hampir mencapai 3 kali pergantian Pengurus. Saya menyadari kesehatan jantung saya yang tidak sebaik beberapa tahun sebelumnya. Umur makin lanjut, kesehatan juga akan makin menurun kalau tidak dijaga benar. Untuk itu memerlukan dana yang cukup. Saya sangat menyadari bahwa kesehatan sangat penting. Banyak uang juga tidak menjamin kesehatan tetap baik, kalau tidak sadar akan pentingnya kesehatan.
Selain itu juga saya mendapat masalah dalam Rapat Pengurus tanggal 24 Agustus 2009. Sepertinya pelayanan saya tidak mendapat tanggapan yang positip. Saya merasa saya dibuat sedemikian rupa sampai saya berada di titik yang paling bawah. Saya menyadari bahwa kalau dalam pekerjaan untuk Tuhan mendapatkan respon yang tidak nyaman, anggaplah itu semuanya demi Tuhan ( 1 Tim.2: 1-13 ). Saya masih belum menyadari benar. Saya merasa saya dalam posisi ” The right man in the wrong place”, orang yang benar, berada di tempat yang salah. Ya sudah, saya mohon pamit saja. Sebagai manusia biasa, saya pikir kalau sudah tidak dibutuhkan lagi, ya saya tahu dirilah dan lebih baik dengan segala kerendahan hati saya mohon pamit atau dipecat saja sekalian, agar saya dapat berhenti dari tugas tsb.
Saya berharap sekali mendapat Surat Pesetujuan terhadap permohonan berhenti. Kalau permohonan itu ditolak, saya minta dipecat saja dari tugas tsb. Tugas tsb dapat diambil alih oleh Teman Sejawat lain di gereja kami. Saya tahu ada banyak TS di gereja kami.
Saya menyadari bahwa saya hanya sebagai manusia biasa yang kebetulan sekolah dokter, saya sebagai manusia biasa ada banyak kesalahan yang saya sudah perbuat selama saya melayani dan juga saya bukan Malaikat. Semua di dunia ini ada waktunya ( Pengkotbah 3 ). Pada saatnya saya juga ingin berhenti.
Permintaan berhenti yang ditolak ini, membuat saya sedih dan makin bingung. Dipecat juga, mereka tidak bersedia. Hidup ini aneh. Mengapa? Sampai saat ini saya masih belum mengerti rencana Tuhan akan hidup saya ini. Apakah saya akan terus dipakai Tuhan untuk menolong orang-orang lain? Seperti kata orang bijak. “Kelak bila sudah saatnya, engkau yang punya 2 tangan, 1 tangan dapat dipakai untuk menolong diri sendiri dan 1 tangan yang lain dapat dipakai untuk menolong orang-orang lain.” Apakah benar itu yang harus saya lakukan, Tuhan?
Saya ingin dan ikhlas berbuat seperti itu, asal saya diberi kemampuan dan kesehatan yang memadai untuk melaksanakan semua tugas yang saya terima. Saya sudah tidak peduli lagi apakah yang saya lakukan itu mendapat pujian atau tidak, dan saya sudah tidak peduli lagi apakah saya dicemoohkan atau tidak. Dapat melakukan tugas dengan baik saja, saya sudah sangat bersyukur. Semoga orang-orang lain mau dan dapat menerima uluran tangan saya yang sudah tidak muda lagi.
Saya sering bertanya “Why me?” “Why me?”
Jawaban yang saya terima hampir selalu “Why not?”
Ya Tuhan ampunilah kesalahan saya selama ini. Sepertinya saya masih belum sadar bahwa Tuhan masih ingin menggunakan saya untuk maksud pelayanan atau berbuat suatu kebaikan di tempat itu dan di tempat-tempat lain.
Permohonan berhenti dari tugas pelayanan tsb merupakan pengajuan yang ke 2 kalinya.
Sekitar 2 tahun yang lalu juga saya mengajukan permohonan yang sama untuk membela alasan yang lain di Gereja kami. Saya mohon berhenti melayani Panti. Jawabannya di tolak!
Saya sudah mendapat 2 kali kunjungan Pendeta kami ( tahun yang berbeda ) dengan maksud memberitahukan penolakan mereka dan meminta agar saya tetap masih mau melayani tugas di Panti kami. Sebenarnya saya malu hati. Kalau ada Pendeta yang datang mengunjungi rumah kami dengan maksud tsb, berarti memang saya masih dibutuhkan untuk pelayanan tadi. “Why me?” dan jawabannya selalu “Why not”.
Ya Tuhan, berilah hamba kekuatan, kemampuan dan kesehatan yang baik agar saya dapat tetap melayani. Amin.
---
Pada akhir pertemuan kami sore itu, akhirnya saya memenuhi keinginan Pengurus Panti dan bersedia melayani Panti Wreda Kasih, baik sebelum dan sesudah saya mohon cuti dalam pelayanan karena alasan kepergian saya dan isteri ke kota Sydney, Autralia pada tanggal 22 September – 8 Oktober 2009, untuk menengok putra dan putri kami yang saat ini bekerja dan tinggal di kota tsb. Persiapan Paspor, Tiket dan Visa kunjungan sudah berada di tangan kami. Semoga Tuhan melindungi perjalanan kami dan dapat kembali ke
Pertemuan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Ibu M., isteri salah satu Pendeta Gereja kami. Sore itu wajah kami semua tampak cerah, secerah malam itu yang diterangi oleh cahaya Bulan. Semoga Tuhan tetap memberkati pelayanan kami semua, demi kebaikan orang-orang yang masih membutuhkan pelayanan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar