Selasa, September 08, 2009

Kematian


Orang bijak berkata “Hiduplah kini seolah-olah engkau akan meninggal besok hari.”

Apa artinya?

Bila besok meninggal, maka hari ini semua urusan harus diselesaikan termasuk: hutang piutang, minta maaf atas segala kesalahan, dll.

Besok bisa berarti: nanti malam, 1 hari kemudian, 1 tahun kemudian dst.

Tidak ada seorangpun yang tau, kapan besok itu.

Batas antara hidup dan mati, itu tipis. Paling tidak menurut pikiran saya. Mohon maaf bila beda pendapat.

---

Tiap hari  ada yang lahir dan ada pula yang meninggal dunia.

Saya lebih sering melihat yang meninggal dunia.

Tahun lalu, saya dipanggil oleh sebuah keluarga. Pasien adalah kepala keluarga ( ayah ). Pasien Tn. B, 65 tahun, terbaring lemah tidak berdaya diatas bed, tubuh kurus.

Tn. B konon menderita Kanker hati ( Carcinoma hepatis ) stadium lanjut. Di rawat di sebuah RS di kota kami selama kurang lebih 1 bulan. Akhirnya pihak RS menganjurkan Tn. B dibawa pulang saja, sebab penyakitnya sudah sangat parah dan sulit disembuhkan. Alasan lain: agar biaya perawatan tidak membengkak.

Ketika saya ditanya “Apakah Ayah kami masih ada harapan sembuh?”

Saya menjawab “Harapan selalu ada bagi orang yang percaya kepada Tuhan. Semoga Tuhan memberi mujizat. Banyak berdoa ya.”

Keesokan harinya, saya mendapat kabar dari putrinya, bahwa ayah mereka sudah tidak ada. Saya segera membuat Surat Keterangan Kematian untuk keperluan pemakaman.

---

Beberapa tahun sebelum saya  pensiun dini ( April 2000 ) saya masih dapat berbicara dan bersalaman dengan Pak R, karyawan Dinas Kesehatan.

Pagi pk. 07.30 saya berkunjung ke rumahnya untuk bertanya dimana lokasi Pak W, karyawan Dinas Kesehatan juga. Kami sempat ngobrol sejenak.

Pk. 14.30 kami di kantor Dinas Kesehatan kaget dan tidak percaya akan berita duka. Pak R dan supir kendaraan Dinas tertabrak kereta api di lintasan k.a. di daerah Indramayu. Mobil tsb mendadak mogok di atas lintasan k.a.

Pagi masih hidup, menjelang sore sudah meninggalkan kami semua. Kami keluarga Dinas Kesehatan merasa kehilangan atas kepergian Pak S.

---

Itulah yang dimaksud dengan tipisnya batas antara hidup dan mati.

Orang bijak berkata “Hiduplah dalam kebenaran dan banyak menolong orang lain.

Maut akan menjemput kita semua, tidak peduli seberapa besarnya kekayaan kita dan seberapa tinggi kedudukan yang kita miliki. Bila sudah saatnya, pergilah kita satu demi satu, menghadap kehadiratNya.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar