Senin, Juli 15, 2013

Dokter dikerjain Napi?



Kisah ini terjadi pada pertengahan tahun 1999 ketika saya masih bekerja di Lapas I ( Lembaga Pemasyarakatan Kelas I ) Cirebon. Napi ( narapidana ) Udin ( bukan nama sebenarnya ), 25 tahun, dirawat diruang perawatan karena sakit maag yang khronis. Profil tubuhnya kurus akibat gangguan pencernaan yang menahun.

Napi Udin menempati kamar bersama napi Alimin ( bukan nama sebenarnya ), 30 tahun. Alimin dipidana mati karena tersangkut perkasa Narkotik. Alimin masih menunggu kapan dilakukan eksekusi hukumannya. Allimin pasrah akan nasibnya. Sehari-hari Alimin banyak menolong napi-napi yang menderita sakit. Ia turut membantu mengawasi dan memberi obat kepada napi yang sakit.

Suatu hari ada laporan bahwa mata napi Udin mengeluarkan darah. Laporan tersebut sudah terjadi sebanyak 2 kali. Hasil pemeriksaan fisik terhadap tubuh Udin tidak menunjukkan kelainan pada daerah sekitar kedua matanya. Saya hanya menemukan sisa bekuan darah yang merupakan garis lurus dari mata kiri Udin sampai ke daerah pipi kiri. Oleh karena saya menganggap keadaan Udin tidak mengkhawatirkan, saya hanya memberikan Kalk tablet untuk mempercepat proses pembekuan darahnya.

Saya belum pernah menemui pasien dengan gejala seperti napi Udin. Apa istilah Medisnya? Saya sampai saat ini belum menemukannya. Untuk menindak lanjuti gejala ini, saya mengusulkan kepada Kepala Lapas I Cirebon, agar napi Udin dilakukan pemeriksaan Darah di Laboratorium Klinik. Beliau menyetujuinya.

Petugas Lab. Klinik yang dipanggil datang untuk mengambil spicement darah Udin. Ternyata hasilnya normal. Saya mempunyai firasat jangan-jangan darah yang keluar dari mata Udin ini adalah tidak benar alias hasil rekayasa Udin sendiri.

2 hari kemudian kondisi napi Udin memburuk, tidak mau makan dan badannya lemas. Melihat kondisi Udin yang memburuk ini, Udin dirawat di Rumah Sakit Umum Gunung Jati, Cirebon. Kaki Udin dirantai ke tiang besi tempat tidur Rumah Sakit dan dipasang kunci gembok. Selama 24 jam secara bergantian napi Udin diawasi oleh petugas keamanan dari Lapas. Tindakan pengamanan ini dilakukan untuk mencegah kaburnya napi yang dirawat di Rumah Sakit.

Setelah napi Udin dirawat di R.S.U, napi Alimin mendekati saya dan melapor dengan bisik-bisik bahwa mata Udin sebenarnya tidak apa-apa. Saya tertegun.

Saya bertanya kepada Alimin, “Min, mengapa bisa ada darah keluar dari mata Udin?”
Alimin menjawab “Ia menggigit ujung jari tangannya sehungga berdarah dan darahnya itu ditempelkan kebawah mata kirinya sehingga seolah-olah mata kirinya mengeluarkan darah.”

“Bagaimana kamu tau, Min” saya mendesak.

Alimin menjawab, “Kebetulan suatu saat saya mengintip kelakukan Udin karena saya 1 kamar dengannya.”

“Min, mengapa kamu baru melapor sekarang?, saya meradang ( kesal karena dikerjaiin napi ).

Alimin menjawab, “Saya takut melaporkan hal ini, Dok.”

“Takut apa, Min “ saya bertanya.
Alimin tidak menjawab.

Mungkin takut akan diganggu oleh teman-teman si Udin yang statusnya sebagai napi juga. Firasat saya benar, darah yang keluar dari mata Udin adalah hasil rekayasa napi Udin sendiri. Ia berbuat demikian agar dianggap sakit berat. Napi yang sakit berat biasanya akan dirawat di Rumah Sakit Umum. Dalam perjalanan dari Lapas ke RSU dan selama napi dirawat terdapat peluang untuk melarikan diri/kabur.

Nah peluang ini yang dicoba oleh napi Udin. Udin kecele karena pengawalan yang ketat ia gagal kabur.

Sekembalinya dari perawatan di RSU, napi Udin saya gertak, “Din, rahasiamu sudah terbongkar. Mata kirimu tidak apa-apa, hanya pikiranmu yang sakit. Awas kau bila macam-macam lagi.”
Udin menunduk ketakutan. Sejak saat itu tidak ada lagi laporan bahwa mata napi mengeluarkan darah.

Kalau kita, petugas Lapas tidak waspada, kita pasti kena kibul alias kecolongan. Kadang-kadang kita mesti memanfaatkan Indera ke 6 atau perasaan hati kecil kita.

Pengalaman bertambah satu lagi ketika saya bekerja di Lapas I Cirebon ini. Bye.


2 komentar:

  1. Wah, untung Dokter jeli. kalo nggak, bakal ada berita di koran kalau ada narapidana kabur dari penhjara.

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Benar, petugas LP harus ekstra waspada menghadapi para Napi ini. Kalu tidak, bisa berabe.

    Salam.

    BalasHapus