Rabu, Juli 17, 2013

K o m a



Saya pernah mempunyai seorang pasien, Pak A, 56 tahun, seorang tukang listrik yang mengalami penurunan kesadaran ( Koma ) pada tahun 1999-2001 sebanyak 3 kali dengan selang waktu sekitar 6 bulan.

Sebagai penderita Tekanan Darah Tinggi, ia tidak berobat secara teratur. Ia mempunyai tekanan darah antara 160/90 – 210/100 mmHg. Ia akan merasa tidak enak badan dan sakit kepala bila ia mempunyai masalah keluarga atau pekerjaan. Bila diukur tekanan darahnya menunjukkan 210/100 mmHg.

Akhir 1999 pertama kali ia mengalami penurunan kesadaran, saya sebagai dokter langganannya diminta oleh istrinya untuk datang ke rumah mereka. Ia berkata bahwa suaminya tidak bangun-bangun sejak 2 jam yang lalu.

Saya mendapatkan tensi 210/100 mmHg, ia tampak tertidur dan sama sekali tidak memberi reaksi apapun ketika saya mencubit kulit tangannya. Refleks Pupil mata menunjukkan hasil yang Negatip. Hal ini menyatakan bahwa pasien sedang dalam keadaan penurunan kesadaran yang dalam ( Koma ). Isterinya menolak ketika saya menganjurkan agar suaminya dibawa ke Rumah Sakit.

Sambil menunggu pulihnya kesadaran pasien ini saya mempijit-mijit ibu jari kaki kirinya selama sekitar 5 menit. Setelah itu saya menunggu di ruang tamu yang bersebelahan dengan kamar tidur pasien. Tak lama kemudian pasien ini sadar dan anak perempuan yang menungguinya menangis, mungkin karena gembira ayahnya sadar kembali.

Saya menganjurkan agar ayahnya diberi minum air teh manis. Ia minum 2 teguk air teh tersebut.

Ia bertanya kepada saya ”Kok dokter ada dirumah saya?”

Saya menjawab “Iya Pak, saya kebetulan lewat rumah Bapak dan saya mampir kesini.”

Setelah saya yakin bahwa Pak A sadar betul, saya bertanya kepadanya “Tadi Bapak pergi kemana, kok lama sekali?”

Pak A menjawab “Saya cape sekali. Saya telah pergi jauh. Saya melewati suatu lorong yang panjang dan diujung lorong saya melihat cahaya yang terang sekali. Saya tidak dapat mendekati cahaya itu.”

Saya terkejut sekali mendengar jawabannya itu.
Kalau seseorang sudah masuk ke suatu terowongan yang panjang dan di ujungnya ada cahaya terang berarti ia sedang menuju ke ajalnya. Saya pernah membaca 2 buku tentang pengalaman seseorang yang pernah mengalami mati dan hidup kembali ( mati suri ?) dan menceritakan hal yang sama.

Pak A ini mengalami hal tersebut sebanyak 3 kali yang saya tahu.
Pada kejadian ke 2 dan ke 3 ketika saya dipanggil keluarga Pak A saya tak dapat berbuat banyak. Kami hanya menunggu semoga Pak A sadar kembali.

Akhirnya Pak A memang sadar kembali, tanpa cacad dan sampai saat ini ia masih bekerja di suatu perusahaan swasta dikota Cirebon. Ia penderita Tekanan Darah Tinggi. Orangnya baik tetapi ia mempunyai masalah keluarga, terutama anak sulungnya yang sering meminta banyak uang kepada ayahnya, meskipun ia sudah berkeluarga, tetapi tidak bekerja.

Pak A adalah seorang laki-laki yang menakjubkan. Ia pernah mengalami koma sebanyak 3 kali. Believe it or not.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar