Sabtu, November 05, 2005

Bekerja di Puskesmas Cirebon Utara, Kabupaten Cirebon.


Penempatan saya sebagai Dokter Inpres di Kecamatan Cirebon Utara Kabupaten Cirebon merupakan titik awal perjuangan saya sebagai dokter untuk mulai mencari nafkah untuk menghidupi keluarga saya. Isteri saya yang mendapat tugas sebagai Dokter di PMI Cabang Cirebon, turut menunjang perjuangan kami selanjutnya. Kami suami-isteri, sesama dokter mulai mencari nafkah di kota kelahiran saya sendiri. Cita-cita ayah saya sudah terkabul dan bahkan mendapat menantu yang juga seorang dokter. Di rumah ayah sekarang ada 2 orang dokter umum.

April 1980 – November 1983 saya bekerja di Puskesmas Cirebon Utara, kabupaten Cirebon. Lokasi Puskesmas di Desa Mertasinga, berhadapan dengan Kantor Desa Mertasinga. Minggu I bulan April 1980 saya mulai bekerja. Dr Achmad Ali selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon memberi 3 pilihan Puskesmas yaitu: Puskesmas Susukan, Puskesmas Sedong Lor dan Puskesmas Cirebon Utara. Puskesmas terakhir yang saya pilih, karena lokasinya dekat (4 Km) dengan Kotamadya Cirebon.

Diantar Kepala Tata Usaha Dinkes Kab. Cirebon, Bapak Ali bin Sef, berkendaraan Jip Dinasnya kami melakukan peninjauan ke 3 Puskesmas tadi. Dr A. Ali dan Pak Ali bin Sef orangnya ramah dan mau menerima saya bekerja di wilayah kerjanya, Kabupaten Cirebon.

Tibalah saat serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Puskesmas Cirebon Utara yang lama (Dr. Reni) kepada pejabat yang baru (Dr. Basuki Pramana). Acara in dilakukan di aula Kantor Kepada Desa Mertasinga. Hadir dalam acara itu Tripida Kecamatan Cirebon Utara, seluruh Kepala Desa (Kades) dan undangan lainnya.
Lima belas menit sebelum acara dimulai, Pak Ali bin Sef mengatakan kepada saya agar menyiapkan diri untuk berpidato menyampaikan Kata Sambutan. Saya sempat grogi juga karena belum pernah berpidato di depan orang banyak dalam acara resmi seperti ini. Karena belum biasa berpidato secara lisan, saya, menyusun konsep pidato secara garis besar pada sehelai kertas. Saya hafalkan materi pidato singkat ini. Bayangkan dalam waktu lima belas menit saya harus menyiapkan pidato. Ketika tiba acara sambutan dari Kepala Puskesmas yang baru, saya berpidato yang intinya adalah:
Perkenalan diri saya
Ajakan untuk dapat bekerja sama dalam bidang kesehatan dan
Berterima kasih atas kesediaan Bapak Camat dan jajaran Kecamatan Cirebon Utara untuk menerima saya sebagai Kepala Puskesmas yang baru.




Seminggu kemudian saya mendapat tugas dari Kepala DinKes Kabupaten Cirebon untuk mengikuti Penataran P4 tingkat Kabupaten selama 10 hari. Baru seminggu saya buka praktek sore di Jl. Klayan sudah harus menutup pintu praktek lagi. Penataran P4 ini dilakukan di Gedung Pendopo Kabupaten Cirebon yang saat itu terletak di Jl. Kartini, Cirebon.

Masih teringat oleh saya bahwa dalam Penataran P4 ini ada acara Pidato yang merupakan tugas wajib bagi seluruh peserta. Lama pidato tanpa teks ini 5 menit saja bagi setiap peserta. Materi pidato telah ditentukan dan para peserta dapat memilih judul pidatonya. Saya memilih judul yang ada kaitannya dengan KB (Keluarga Berencana) yang ada dalam materi GBHN. Waktu lima menit terasa sangat cepat. Pidato belum selesai, pembina acara telah menghentikan pidato saya. Saya dapat melewati acara pidato ini dengan mulus. Saya merasa kasihan kepada teman sekelompok yaitu Pak A. dari Pertamina. Ia seorang yang pendiam dan sepertinya sulit diajak bicara. Ketika giliran Pak A tiba untuk berpidato, waktu lima menit ini dilewatkan begitu saja (hening) tanpa keluar sepatah katapun dari mulutnya.

Ketika pembina acara bertanya “Mengapa anda diam saja?”
Pak A menjawab “ Maaf Pak, saya tidak dapat berpidato.”
Kami terdiam dan kasihan kepadanya. Tanpa pidato berarti nilainya kosong, tetapi ternyata ia lulus juga dalam penataran P4 ini.

Masayarakat pada umumnya bila datang berobat ke Puskesmas selalu mengharapkan dapat diperiksa oleh dokter. Padahal tugas dokter bukan hanya mengobati saja tetapi menangani seluruh program kesehatan yang berjumlah 12 program. Setiap hari kerja saya dan perawat laki-laki (Sdr. Jarmadi) memeriksa pasien di masing-masing ruang periksa. Rata-rata kunjungan pasien 40-
50 orang /hari. Khusus pada hari Jum’at yang merupakan hari pasaran setempat, kunjungan pasien melonjak sampai 90–100 orang/hari. Hari Pasaran di tiap Kecamatan berbeda-beda, ada yang hari Senin, Selasa dsb. Pada hari itu seminggu sekali masyarakat desa pergi ke pasar untuk menjual hasil pertaniannya dan belanja keperluan sehari-hari. Pasar yang terdekat adalah Pasar Celancang yang lokasinya hanya 100 meter dari Puskesmas terletak di tepi jalan jalur Cirebon – Indramayu.

Rumah dinas yang saya mimpikan di Puskesmas Cirebon Utara ternyata belum dibangun, masih tanah kosong disebelah Kantor Danramil. Tahun ke 2 saya bekerja disana rumah dinas ini dapat dibangun. Rumah ini saya manfaatkan untuk praktek pagi sebelum saya bekerkja di Puskesmas. Lokasi rumah ini disebrang pekuburan Tionghoa (bong Cina) di Desa Mertasinga, sebelum jembatan Sungai Bondet dari arah kota Cirebon. Di kolong jembatan Sungai Bondet ini banyak ikan kakap. Salah seorang karyawan Puskesmas Cirebon Utara mempunyai hobby mancing ikan disana. Hasil pancingannya disantap sebagai lauk makan malam keluarga mereka.

Tahun 1981 saya mendapat tugas merangkap sebagai Kepala Puskesmas Kapetakan, kecamatan tetangga dari Kecamatan Cirebon Utara. Kepala Puskesmas Kapetakan (Dr. Suparman) mengalami mutasi ke Kecamatan Losari. Untuk mengisi kekosongan saya menjadi ban serep.

Suasana di kedua Puskesmas ini tidak jauh berbeda. Keadaan masyarakat ditepi pantai umumnya mempunyai daya beli yang masih rendah dan daerahnya sulit air untuk mengairi lahan pertaniannya. Pada umumnya mereka menjadi nelayan.

Saat itu saya diberi tugas oleh Camat Kapetakan (Bapak Suhadi) menjadi salah seorang Penatar P4 tingkatan Kecamatan Kapetakan. Sebagian besar peserta adalah guru Sekolah Dasar. Materi GBHN yang tersulit dan terbanyak materinya menjadi jatah saya. Wah repotnya menjadi 2 Kepala Puskesmas. Tugas menjadi 2 kali lebih banyak, tetapi tanpa ada penambahan gaji atau honorarium. Apa boleh buat. Keuntungannya adalah saya mempunyai 2 kali lebih banyak kenalan pejabat tingkat kecamatan.

Bekerja di Puskesmas Cirebon Utara menyebabkan saya lebih akrab dengan para Kades (Kuwu). Berbeda dengan di kodya Cirebon dimana Kepala Kelurahan dan Kecamatan adalah para PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan selalu sibuk dengan urusan dinas. Setiap Kades tidak mendapat gaji tetapi mendapat jatah tanah bengkok (garapan) seluas 2 Ha. Tanah ini dapat dikelola sendiri sebagai lahan pertanian atau disewakan kepada orang lain (petani).

Kades Mayung (Pak H. Nurman) lebih akrab dengan saya bila dibandingkan dengan Kades lainnya. Setiap selesai penyuluhan kesehatan (PKM) di desa Mayung, saya beramah tamah dengan keluarganya sambil mencicipi hidangan pasar dan air kelapa muda yang baru dipetik dari pohon kelapa di halaman rumahnya yang luas. Ia mempunyai pabrik penggilingan padi (huler). Ia termasuk orang yang terpandang di kecamatan kami. Ia sering berobat ke praktek sore saya.-

15 komentar:

  1. Congratulations...!!!
    saya kenal sdh lm dg bpk, tetapi sy yakin bpk tdk kenal saya, sy dan kel. adalah pasien langganan tetap dari istri bapak dr. hernita.
    Good luck

    BalasHapus
  2. 'Dedikasi' profesional kesehatan tak perlu diragukan lg dari bapak.


    Keep spirit pak dokter...

    BalasHapus
  3. To: Nanang Ruhyana & Kristin,

    Terima kasih atas kunjungannya & tanggapan yang positip. Sukses selalu ya.

    BalasHapus
  4. Semoga pemerintah menghargai perjuangan dokter seperti bapak!

    Kesehatan dan pendidikan seharusnya menjadi sektor yang menjadi prioritas pemerintah...

    terima kasih untuk berbagi pengalamannya.

    BalasHapus
  5. To: Mas Asep ( Rumah Pena ), Terima kasih sudah berkunjung ke Blog saya. Komentar anda sangat Positip. Timbul rasa plong setelah membaca komentar anda. Sukses selalu ya.

    BalasHapus
  6. Saya bangga atas dedikasi Bapak kepada masyarakat dan bangsa dalam bidang kesehatan. Apa yang telah Bapak berikan merupakan amal yang tak ternilai bagi kehidupan kita menuju masyarakat yang sejahtera. Semoga Allah SWT memberkahi kehidupan Bapak. Terima Kasih.
    (Muiz Ali, Tim DRS. H. A. NAJIRI, MM)

    BalasHapus
  7. aplikasi untuk rawat jalan puskemas dapat di coba gratis di http://healthsoftly.wordpress.com/

    BalasHapus
  8. To Muiz: Makasih atas doa anda. Tuhan memberkati.

    To: Andung, makasih atas info yang bagusnya. Salam Sukses.

    BalasHapus
  9. pak,ada salam dari pak jarmadi,

    BalasHapus
  10. To Aris,

    Ah..saya masih ingat Pak Jarmadi, Perawat Senior di Puskesmas Cirebon Utara, dulu berdomisili di Desa Astana Gung Jati. Mungkin sekarang sudah pindah.

    Salamnya sudah saya terima dan kirim salam balik kepada Pak Jarmadi dan seluruh Staf Puskesmas Cirebon Utara.

    Saya tidak kenal dengan Aris ( atau mngkin saya lupa, maaf ), tapi terima kasih anda sudah berkunjung ke Blog saya dan memberikan komentar.

    Selamat bertugas.

    Salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anonim11:55 AM

      Assalamualaikum.
      Hanya Informasi :
      Alhamdulillah Pa H. Jarmadi Kusmayadi masih domisili di Astana Gunung Jati, beliau sekarang masih mengabdi di Kabupaten Cirebon sebagai Kepala UPT Puskesmas Mayung Kec. Gunung Jati ( dulu : Kec. Crb Utara )

      Wassalam.
      Yusuf - Cirebon

      Hapus
    2. Anonim11:59 AM

      Assalamualaikum
      Salam Kenal Pa Doketr, Sekedar Informasi :
      Kalau yang dimaksud H. Jarmadi Kusmayadi, beliau masih domisili di Astana Gunung Jati dan beliau alhamdulillah masih mengabdi di Kabupaten Cirebon sebagai Kepala UPT Puskesmas Mayung Kec. Gunung Jati ( dulu : Kec. Cirebon Utara )

      Wassalam
      Yusuf - Cirebon

      Hapus
  11. sewaktu surfing, ketemu blog om basuki...
    salam dari saya..anak dr. achmad ali..
    kami sekeluarga sekarang di bandung...

    BalasHapus
  12. To Refi,

    Terima kasih anda sudah berkunjung.
    Salam hangat untuk Ibu dan anda.

    Iya saya selalu teringat kepada Bapak Dr. Achmad Ali, seorang Kepala Dinas Kesehatan Kab Cirebon dan perah menjabat anggota DPRD Kabupaten Cirebon pada kurn waktu 1980-an. Bapak yang low profile, mudah bergaul, enak diajak bicara, sehingga tidak heran banyak para Dokter yang bertugas di Kab. Cirebon merasa betah dan terjalin hubungan yang baik antara Pimpinan dan Bawahan.

    Salam hangat dari kami.

    BalasHapus
  13. To Yusuf,

    Terima kasih anda suda berkunjung dan beri informasi Pak Jarmadi. Tetap semangat.

    Salam.

    BalasHapus