Sabtu, November 05, 2005

Dokter dapat ayam

Kejadian ini saya alami ketika saya masih menjadi Kepala Puskesmas Kecamatan Cirebon Utara dan merangkap Kepala Puskesmas Kapetakan pada tahun 1981. Ketika melakukan tugas peninjauan ke lapangan, saya bersama staf mengunjungi satu desa Bungko Kecamatan Kapetakan. Penduduk Kecamatan ini sering melakukan tawuran antar desa hanya karena alasan yang kecil saja seperti kaki terinjak warga dari desa lain pada waktu ada hajatan atau keramaian lain di salah satu desa. Tawuran yang sering terjadi ini cukup memusingkan pejabat Muspika bahkan pejabat Muspida setempat. Tawuran ini terus berlanjut sampai tulisan ini dibuat ( 1999 ) bahkan makin parah, sehingga mengganggu lalu lintas Cirebon Indramayu / Jakarta. Bila terjadi tawuran maka jalur lalu lintas tadi terpaksa ditutup untuk menghindari kerusakan kendaraan yang melewati jalur ini.
Dalam rangka pelaksaan program Kesehatan Lingkungan, kami meninjau Desa Bungko tadi yaitu untuk memeriksa tempat penampungan Air Hujan. Daerah ini sulit mendapatkan air pada musim kemarau, karena sumur penduduk mengalami kekeringan. Keadaan ini biasa terjadi di daerah pantai Kecamatan Kapetakan. Pada umumnya tempat penampungan Air hujan ini sudah banyak yang retak/bocor sehingga dikahawatirkan tidak dapat menampung/menyimpan air pada waktu musim hujan sampai musim kemarau tiba. Setelah peninjauan lapangan, kami beristirahat di salah satu rumah warga Desa dan kami berbincang-bincang. Setelah merasa cukup, kami mohon pamit kepada pemilik rumah. Ketika pulang kami diberi oleh-oleh 3 ekor ayam dara dari warga desa tadi. Mereka mengatakan bahwa ayam Bungko lebih gurih dari ayam biasa.
Dalam perjalanan pulang, saya menanyakan kepada staf saya, apa sebabnya ayam Bungko lebih gurih dari pada ayam biasa? Sambil tersenyum ia mengatakan bahwa ayam Bungko seperti juga ayam di desa-desa lain biasanya dilepas ( tidak dikurung dalam kandang ayam ). Untuk makanan ayam-ayam tadi mencari makan sedapatnya yang ada disekitar desa tadi . Karena masih banyak penduduk yang buang air besar di pinggir jalan, tepi saluran air limbah, maka kotoran manusia juga dimakan oleh ayam-ayam tadi. Karena itu ayam Bungko lebih gurih dari ayam biasa. Mendengar penjelasan staf saya, hilanglah selera saya untuk mencicipi kegurihan ayam Bungko tadi. Saya mengatakan kepada staf saya bahwa ayam-ayam tadi silahkan dipotong dan dimasak untuk lauk makan siang ketika kami mengadakan Staf meeting Puskesmas 2 hari lagi. Benarkah ayam Bungko lebih gurih? Silahkan Anda mencoba sendiri.-

13 komentar:

  1. Dok, nama saya Jovita dan saya baru saja dilantik jadi dokter. Perjuangan saya masih panjang sekali tapi membaca blog dokter nampaknya saya mendapat masukan-masukan yang berharga buat praktek saya ke depan. Tolong terus buat blog ya dok, cara menulis dokter menarik sekali untuk dibaca. Kami dokter-dokter yunior harus banyak dengar pengalaman yang berharga yang tidak diajarkan di bangku kuliah. Terima kasih.

    BalasHapus
  2. Dok, blog nya sangat menarik. Saya dokter baru dan pengalaman dokter sangat menarik sebagai masukan buat saya waktu praktik nanti. Terutama sebagai dokter yang beriman, taat, dan setia pada Tuhan Yesus. Hal-hal ini tidak diajarkan waktu kuliah dulu. Tolong terus buat blog ya dok..Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus
  3. To: violet_rose, ada baiknya dicatat di notes agar tidak lupa uisername dan password semua hal ( Blog. ATM dll ). Saya juga begitu, maklum daya ingat kadang kala menurun.

    BalasHapus
  4. Dok, saya jualan alkes...barangkali dokter butuh boleh kontak saya,...(He he promosi) Blognya bagus dan gaya menulisnya enak...
    silahkan berkunjung ke website e-commerce saya: www.e-alkes.com
    Thanks

    BalasHapus
  5. Situs anda, www.e-alkes.com bagus, menarik. Semoga sukses. Makasih sudah berjunjung.

    BalasHapus
  6. Selamat pagi dok. saya jg pernah mendapatkan pengalaman serupa.bln April lalu saya br selese PTT di pulau Numfor, Papua. saat hendak kembali ke Jawa,saya dioleh2i ayam jago he3. jadi bingung bawanya,kan naek psawat,akhirnya saya berikan ke Kapuskes biar dimasak dan dimakan org Puskesmas :)

    BalasHapus
  7. To: Cinnamon ( kayu manis ), he..he.. pengalamannya kok sama ya. Ternyata di negera kita masih banyak ayam sebagai pengganti uang. Salam Sukses.

    BalasHapus
  8. bagus bgt artikel nya.sangat menarik

    saya titip link saya y pak
    www.vintaco.com

    BalasHapus
  9. To Erwin,

    Makasih sudah berkunjung.Link-nya boleh juga. Salam sukses.

    BalasHapus
  10. Permisi, salam kenal dok.
    Bukan bermaksud berlebihan dalam memuji, tapi tulisan dokter memang bagus.

    Salam kenal,
    calon sejawat.

    BalasHapus
  11. To Info Kesehatan Keluarga,

    Terima kasih sudah berkunjung dan memberi tanggapan yang positip.

    Blog anda, http://agungfarma.com/, juga bagus dan sangat bernanfaat bagi yang membutuhkan informasi yang berkaitan.

    Salam.

    BalasHapus
  12. salam kenal bapakk....

    BalasHapus
  13. To Klikharry,

    Salam kenalnya sudah saya terima.
    Makasih sudah berkunjung. Semoga dapat bermanfaat.

    Salam

    BalasHapus