Sabtu, Juli 13, 2013

Dokter sakit kepala



Keluhan sakit kepala,pusing merupakan gejala yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien. Pasien sering bertanya,”Sakit apa saya ini, Dok?”

Sakit kepala merupakan gejala dari suatu penyakit. Gejala sakit kepala ini dapat disebabkan oleh banyak kelainan antara lain di:
1.Daerah kepala: akibat benturan kepala, tumor otak dsb.
2.Daerah Hidung: Sinusitis dsb.
3.Daerah saluran nafas: Flu berat dll.
4.Penyakit Infeksi: Typhus dsb.
5.Gangguan pembuluh darah: Migraine dsb.
6.Stress berat.
7.Kedinginan.
8.Dll.

Nah penyebab yang terakhir ini yaitu kedinginanlah yang merupakan penyebab saya selama 1 minggu menderita.

Kisah ini terjadi 18 tahun yang lalu. Dengan membaiknya rejeki, maka keluarga kami dapat mengganti mobil kami yang tidak ber AC dengan mobil yang ber AC. Kami selalu memanfaatkan AC alam yaitu udara luar/angin, bila naik mobil.

Selama 1 minggu saya menderita sakit kepala. Saya selalu menghidupkan AC mobil agar udara terasa sejuk di dalam mobil. Bila saya naik mobil dari rumah ke Puskesmas yang berjarak sekitar 5 Km. Sakit kepala saya ini terjadi selama saya berada dalam mobil.

Sakit kepala akan hilang secara bertahap setelah saya berada di luar mobil. Saya tidak minum obat penghilang sakit kepala. Saya bertanya-tanya dalam hati, “ Apa penyebab sakit kepala ini?”

Akhirnya saya menemukan penyebabnya yaitu akibat dinginnya udara akibat AC mobil. Kesimpulan ini berdasar analisa dan percobaan:

1.Sakit kepala hanya terjadi bila saya berada dalam udara dingin ( AC).
2.Sakit kepala hilang bila saya berada di dalam ruangan bersuhu sekitarnya ( 29-31 derajat Celsius ).
3.Bila AC mobil dimatikan dan pakai AC alam ( jendela terbuka ), sakit kepala tidak ada.

Setelah tubuh saya beradaptasi dengan AC, sekarang malah terbalik keadaannya. Bila AC mobil off, sakit kepala saya timbul dan badan berkeringat karena kepanasan.

----

Pernah ada kejadian yang menggelikan tentang AC mobil ini. Suatu saat saya dan seorang staf Puskesmas pergi dari Cirebon ke Bandung berkendaraan mobil saya dan AC di on kan. Dalam perjalanan tidak ada masalah. Staf saya tenang-tenang saja.

Keesokan harinya ia ditanya oleh staf yang lain,” Bagaimana rasanya naik mobil ke Bandung bersama dokter?”
Ia menjawab, “Wah enak. Mobil melaju mulus, tapi itu lho.”

“Lho kok ada tetapinya. Apa sih.” yang lain nimbrung.

Ia menjawab,”Saya merasa kedinginan. Habis AC mobil dokter dingin sekali.” ( pantesan dalam perjalanan ia diam saja ).

Saya yang saat itu berada di ruangan sebelah merasa geli dan kasihan kepadanya. Mengapa ia tidak mengatakan kepada saya bahwa AC nya terlalu dingin atau minta di off kan saja. Kasihan ia merasa tidak nyaman sedangkan saya biasa-biasa saja karena sudah terbiasa dengan AC ini. Rupanya ia belum terbiasa dengan udara dingin karena AC ( sama dengan saya pada awal cerita ini ).

----

Kasus lain yang serupa adalah:

Suatu sore datang seorang pasien, ibu untuk berobat. Ia menderita demam sejak 2 hari yang lalu. Setelah duduk, ibu ini berkata “Aduh dingin sekali dok. Saya tidak tahan.Tolonglah AC nya di matikan saja.” ( wah nanti saya yang kepanasan ) Nah….lho.

Saya memahami keadaan ibu yang demam ini. Saya tekan tombol “Sleep mode” sambil berkata “Ibu, AC nya sudah saya matikan.” (padahal hanya mengontrol timernya saja. Kalau benar-benar di off kan maka saya akan kepanasan, karena ventilasi sudah ditutup karena AC di on kan.

Bagi mereka yang mempunyai kamar tidur yang ber AC, sebaiknya anda menekan tombol “Sleep mode” sebelum tidur atau menekan tombol timer untuk AC on selama beberapa jam saja dan akan off secara otomatis agar anda tidak kedinginan saat tidur.

Suhu yang ideal ketika tidur sekitar 23-25 derajat Celsius ( tergantung kebiasaan seseorang ). Dengan suhu 20 derajat Celsius saja kita sudah merasa dingin, bagaimana kalau kita berada di daerah Kutub Utara yang bersuhu udara minus dibawah nol ( beku ). Kita kalah dong dengan Beruang Kutub dan Ikan Hiu Botol.-

4 komentar:

  1. Saya sendiri termasuk nggak tahan dingin. AC mesti 24-25 derajat Celsius. Tapi, kalau disuruh milih kepanasan atau kedinginan, saya milih kedinginan. Kalau kepanasan, kepala pusing dan bikin sesak napas. Sementara kedinginan bisa pake jaket.

    Ntar kalau ada orang yang ikut naik mobil Dokter, mending tanyakan saja apakah AC-nya segini udah cukup. seringkali orang suka sungkan (kecuali yg dah akrab).

    Ironisnya, Papa suka dingin. Makanya kalau sekeluarga naik mobil untuk perjalanan jauh, saya ribut minta volume AC diturunkan. Papa sih mengabulkan, tapi 15 menit kemudian, AC dinaikkan. Saya yg nyadar setelah kedinginan, minta AC diturunkan lagi. Begitu seterusnya. Akhirnya saya ngalah. Daripada Papa kepanasan terus pingsan. Hehehehe....

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Iya lebih baik ditanyakan kepada orang yg menumpang mobil, apakah suhu udara terlalu dingin atau tidak.
    Pernah ada pasien yg datang berobat mengatakan terus terang bahwa ia merasa kedinginan dan minta AC ruang periksa dimatikan. Wah kalau Ac dimatikan pasien yg senang dan dokter yg kepanasan. Jadi saya tekan tombol Sleep mode dan berkata "Ibu Ac sudah dimatikan." Padahal AC tidak mati tetapi tetap hidup dengan keadaan Sleep mode jadi putaran blower lebih perlahan.

    Pernah ada teman sejawat yg antar jemaah haji ke tanah suci, kerepotan mengatur kelakukan para anggota jemaah haji yg tidur dalam kamar ( ada 10 orang satu kamar tidur ). Yang satu ingin Ac tetap nyala dan yang lain ingin Ac dimatikan saja sebab tidak tahan dingin. Jadi tiap 5 menit tombol On / Off ditekan silih berganti sepanjang malam. wah repot juga kalau sudah begini.

    Salam

    BalasHapus
  3. 10 orang di satu kamar tidur? Waduh, pasti kacau. Saya tebak pasti mereka semua kesulitan tidur. Rebutan remote AC.

    BalasHapus
  4. he..he..semalam susah tidur sebab rebutan remote AC.

    BalasHapus