Tanggal 17 – 19 April saya dan isteri meghadiri suatu kegiatan PKB ( Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan ) VIII 2009 di Hotel Horison, Bandung. Di Hotel ini juga kami bermalam. Selama itu pula saya tidak dapat melakukan Posting ke Blog saya. Di Lobby Hotel tersedia Komputer dengan akses Internet gratis selama 24 jam. Fasilitas ini tidak saya sia-siakan untuk mencek Inbox saya di gmail.com atau sekedar browsing ke detik.com atau kompas.com untuk membaca berita-berita nasional.
Setiap tahun bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD / RS Hasan Sadikin mengadakan acara PKB. Peserta PKB dapat menerima Ilmu Kedokteran yang baru yang tidak didapat ketika masih kuliah sekian tahun yang lalu. Peserta yang rajin mengikuti PKB sampai acara mendapat sebuah Sertifikat dengan 12 SKP ( Satuan Kredit Profesi ) yang harus memenuhi persyaratan sebanyak 250 SKP yang berguna untuk mendapatkan STR ( Surat Tanda Registrasi ) di Konsil Kedokteran Indonesia Jakarta untuk mendapatkan SIP ( Surat Ijin Praktek ) Dokter yang berlaku setiap 5 tahun.
Menjadi Dokter praktek juga kami harus menambah ilmu pengetahuan setiap saat agar pengetahuan kami tetap mengikuti jaman sesuai dengan kompetensinya masing-masing dokter ( dokter umum dan dokter spesialis ). Tanpa SIP para dokter tidak diperkenankan buka praktek alias dapur tidak ngebul. Jadi harap maklum bila selama beberapa hari para dokter tidak dapat buka praktek karena harus ke luar kota untuk mengikuti berbagai macam Seminar atau Symposium di kota-kota Bandung, Jakarta atau kota lainnya di seluruh Indonesia. Acara-acara seperti itu biasanya dilakukan oleh IDI ( Ikatan Dokter Indonesia ) Kota / Kabupaten setempat.
Ada pasien saya yang berkomentar “Mau menolong orang sakit juga tidak mudah ya, Dok. Harus ikut seminar, ikut workshop/pelatihan dalam topik-topik tertentu dll”. Ya begitulah prosedurnya agar para dokter dapat buka praktek sesuai dengan UU Kedokteran no. 29 tahun 2004 yang sudah diberlakukan dan juga ada sangsinya bagi yang tidak memenuhi segala persyaratan. Beda dengan prakteknya Ponari yang tanpa susah payah sekolah dokter, ikut seminar dll dapat punya pasien banyak . Omset sehari begitu banyak, tetapi semua ada batasnya. Belum setahun prakteknya sudah ditutup. Sedangkan bagi dokter prakteknya berlangsung dalam jangka panjang bertahun-tahun selama mereka masih mampu melayani pasien dan selama semua persyaratan terpenuhi maka selama itu pula mereka dapat buka praktek agar dapurnya tetap ngebul.
Acara yang ketat dan padat mengharuskan para peserta hadir dalam ruangan yang tersedia. Untuk dapat mengikuti Undian Door Price maka tingkat persentase kehadiran sangat menentukan boleh tidaknya ikut Undian ini. Hadiah Door Price ini sangat menggiurkan yaitu ( setiap peserta pasti menginginkannya ): Hadiah I: Laptop Mini HP 10,2” Mini Black 1001TU, Hadiah II Handphoner Blackberry Curve New Red, Hadiah III Handphone Blackberry Curve 8310, Hadiah IV HP Nokia E63 dan Hadiah V HP Nokia 5310 Express Music.
Meskipun kami penuh harap untuk mendapat Undian yang menggiurkan ini, tetapi kami masih belum beruntung mendapatkan 1 hadiahpun. Ya namanya juga Undian. Bisa dapat dan biasa tidak dapat. Saya sudah sangat mengharapkan mendapat Blackberry atau E63 yang masih baru dan isteri saya sangat berharap mendapat Laptop Mini HP 10.2”. Bila ingin mewujudkan keinginan kami, kami harus merogoh kocek untuk memiliki barang-barang tsb.
Jumlah peserta PKB ini mencapai 1.007 orang Dokter ( jatah perlengkapan mengikuti PKB, tas dll terbatas untuk 800 peserta saja ). Penyelnggarakan PKB kali ini saya anggap sangat sukses.
Ada banyak Topik Ilmu Kedokteran yang dipresentasikan oleh para Senior Dokter Ahli Penyakit Dalam dan para Guru Besar ( Profesor ) yang tidak pernah didapat ketika masih kuliah sekian tahun yang lalu. Acara Diskusi setelah presentasi juga sangat menarik meskipun waktu yang tersedia hanya sekitar 5 - 10 menit saja.
Dalam Acra penutupan juga di presentasikan Paduan Suara dan Band dari para Resident ( calon Dokter Ahli Penyakit Dalam yang sedang mengikuti study ). 4 buah lagu sempat dipresentasikan dan mendapat aplaus sangat meriah dari para peserta PKB. Hebat ya, Dokter juga bisa nyanyi dan juga punya Band.
Tanggal 19 April pukul 20.10 kami tiba kembali di kota Cirebon dengan selamat. Cape juga setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam Bandung – Cirebon.
Home sweet home.
Setiap tahun bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UNPAD / RS Hasan Sadikin mengadakan acara PKB. Peserta PKB dapat menerima Ilmu Kedokteran yang baru yang tidak didapat ketika masih kuliah sekian tahun yang lalu. Peserta yang rajin mengikuti PKB sampai acara mendapat sebuah Sertifikat dengan 12 SKP ( Satuan Kredit Profesi ) yang harus memenuhi persyaratan sebanyak 250 SKP yang berguna untuk mendapatkan STR ( Surat Tanda Registrasi ) di Konsil Kedokteran Indonesia Jakarta untuk mendapatkan SIP ( Surat Ijin Praktek ) Dokter yang berlaku setiap 5 tahun.
Menjadi Dokter praktek juga kami harus menambah ilmu pengetahuan setiap saat agar pengetahuan kami tetap mengikuti jaman sesuai dengan kompetensinya masing-masing dokter ( dokter umum dan dokter spesialis ). Tanpa SIP para dokter tidak diperkenankan buka praktek alias dapur tidak ngebul. Jadi harap maklum bila selama beberapa hari para dokter tidak dapat buka praktek karena harus ke luar kota untuk mengikuti berbagai macam Seminar atau Symposium di kota-kota Bandung, Jakarta atau kota lainnya di seluruh Indonesia. Acara-acara seperti itu biasanya dilakukan oleh IDI ( Ikatan Dokter Indonesia ) Kota / Kabupaten setempat.
Ada pasien saya yang berkomentar “Mau menolong orang sakit juga tidak mudah ya, Dok. Harus ikut seminar, ikut workshop/pelatihan dalam topik-topik tertentu dll”. Ya begitulah prosedurnya agar para dokter dapat buka praktek sesuai dengan UU Kedokteran no. 29 tahun 2004 yang sudah diberlakukan dan juga ada sangsinya bagi yang tidak memenuhi segala persyaratan. Beda dengan prakteknya Ponari yang tanpa susah payah sekolah dokter, ikut seminar dll dapat punya pasien banyak . Omset sehari begitu banyak, tetapi semua ada batasnya. Belum setahun prakteknya sudah ditutup. Sedangkan bagi dokter prakteknya berlangsung dalam jangka panjang bertahun-tahun selama mereka masih mampu melayani pasien dan selama semua persyaratan terpenuhi maka selama itu pula mereka dapat buka praktek agar dapurnya tetap ngebul.
Acara yang ketat dan padat mengharuskan para peserta hadir dalam ruangan yang tersedia. Untuk dapat mengikuti Undian Door Price maka tingkat persentase kehadiran sangat menentukan boleh tidaknya ikut Undian ini. Hadiah Door Price ini sangat menggiurkan yaitu ( setiap peserta pasti menginginkannya ): Hadiah I: Laptop Mini HP 10,2” Mini Black 1001TU, Hadiah II Handphoner Blackberry Curve New Red, Hadiah III Handphone Blackberry Curve 8310, Hadiah IV HP Nokia E63 dan Hadiah V HP Nokia 5310 Express Music.
Meskipun kami penuh harap untuk mendapat Undian yang menggiurkan ini, tetapi kami masih belum beruntung mendapatkan 1 hadiahpun. Ya namanya juga Undian. Bisa dapat dan biasa tidak dapat. Saya sudah sangat mengharapkan mendapat Blackberry atau E63 yang masih baru dan isteri saya sangat berharap mendapat Laptop Mini HP 10.2”. Bila ingin mewujudkan keinginan kami, kami harus merogoh kocek untuk memiliki barang-barang tsb.
Jumlah peserta PKB ini mencapai 1.007 orang Dokter ( jatah perlengkapan mengikuti PKB, tas dll terbatas untuk 800 peserta saja ). Penyelnggarakan PKB kali ini saya anggap sangat sukses.
Ada banyak Topik Ilmu Kedokteran yang dipresentasikan oleh para Senior Dokter Ahli Penyakit Dalam dan para Guru Besar ( Profesor ) yang tidak pernah didapat ketika masih kuliah sekian tahun yang lalu. Acara Diskusi setelah presentasi juga sangat menarik meskipun waktu yang tersedia hanya sekitar 5 - 10 menit saja.
Dalam Acra penutupan juga di presentasikan Paduan Suara dan Band dari para Resident ( calon Dokter Ahli Penyakit Dalam yang sedang mengikuti study ). 4 buah lagu sempat dipresentasikan dan mendapat aplaus sangat meriah dari para peserta PKB. Hebat ya, Dokter juga bisa nyanyi dan juga punya Band.
Tanggal 19 April pukul 20.10 kami tiba kembali di kota Cirebon dengan selamat. Cape juga setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam Bandung – Cirebon.
Home sweet home.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar