Rabu, Juli 24, 2013

Meninggal dunia


Tanggal 22 Juli 2013 pukul 06.30 di kota Cirebon turun hujan cukup besar. Terdengar ada ketukan pintu praktik kami. Ternyata yang datang adalah Pak. I, 45 tahun, pasien isteri saya.

Ia berkata “Dok, tolong datang ke rumah famili saya.”

Saya menjawab “Siapa yang sakit?”

Saya dapat telepon dari Om saya, katanya tolong panggilkan dokter sebab Tante sakit.

“Baik, tunggu sebentar, saya ambil tas saya dahulu.”

Kami naik mobil Kijangnya. Sesampai di rumah Tantenya di sebuah Gang, saya segera memasuki kamar tidur pasien.

Saya bertanya kepada suaminya “Bagaimana ceritanya Om?”

Om ini berkata “Kemarin isteri saya bersin-bersin seperti yang mau kena Flu. Tadi pagi bangun tidur katanya badannya lemes, tidak dapat bangun. Dok, tolong periksakan isteri saya.”

Saya segera memeriksa Tante I, 68 tahun ini. Saat diajak bicara dan ditanya pasien tidak menjawab.
Tidak ada kontak. Tekanan darah dalam batas normal, Jantung dan Paru-paru juga dalam batas normal.

Saya menduga badan pasien lemes karena belum sarapan.

Saya berkata kepada suaminya “Om berikan Tante segelas air teh manis agar badannya tidak lemes.”

Saya membuat resep berupa tablet untuk menambah energi dan tablet Multivitamin.
Setelah itu kami mohon pamit.

----

Pukul 11.30 Pak I datang kembali ke rumah kami dan berkata “Dok, tolong Dokter datang ke rumah pasien yang tadi pagi. Bisa tidak, Dok?”

Saya menjawab “Emang ada apa?

Pak I menjawab saya katanya ia mendapat telepon dari Omnya, katanya Tante sudah tidak bernafas.

Kaget juga saya saat mendengar keterangan Pak I ini. Saya tidak menduga sama sekali akan kejadian ini.

Segeralah kami meluncur ke rumah Tantenya itu.

Saat diperiksa, pasien Ny. I, 68 tahun ini, Pupil midriasis ( melebar ) dan reflex pupil: Negatip.

Bunyi Jantung dan pernafasan: Negatip. Benar pasien sudah meninggal dunia.

Saya berkata kepada suaminya “Om, Tante sudah pergi. Saya turut berduka cita. Nanti akan saya buatkan Surat Keterangan Kematiannya”.

Saya segera menulis Surat Keterangan tersebut dan menyerahkannya kepada suami pasien ini.

Ah…kematian dapat datang kapan saja dan tidak ada seorangpun yang tahu kapan maut datang menjemput kita.

Keluarga ini mempunyai 2 orang anak yang saat ini semuanya berada di luar kota. Saya melihat Om ini tampak kebingungan karena ditinggal pergi oleh isteri tercintanya.-

2 komentar:

  1. Wah, kok saya kasihan ya. Apalagi meninggalnya mendadak pula.

    BalasHapus
  2. To Kencana,

    Saya juga terkejut dan tidak menduga pasien itu akan meninggal secepat itu. Maut dapat datang kapan saja. Selamat jalan Tante L....

    Salam

    BalasHapus