Minggu, Februari 01, 2009

2 Kali Suntik


Kisah ini cukup unik.
Banyak pasien saya kalau datang berobat, minta suntik. Mereka beralasan kalau disuntik, keluhan mereka akan cepat reda, misalnya keluhan demam disuntik antipiterika ( pereda demam ), pegel linu disuntik analgetika ( pereda nyeri ), tidak selera makan disuntik vitamin B kompleks ( dalam waktu setengah jam pasien akan timbul selera makan ).

Pernah ada pasien seorang anak usia 6 tahun, yang datang berobat dengan keluhan demam dan batuk pilek. Ketika saya tidak menyuntiknya ( jarang saya menyuntik pasien anak ), pasien ini berkata kepada Ibu yang mengantarnya “Bu, kalau berobat ke Dokter dan tidak disuntik, kita seperti berobat ke Dukun ya Bu!”
Apa yang saya perbuat?
Saya berkata kepada pasien dan Ibunya untuk memberi sugesti “ Ibu, si Udin ( bukan nama sebenarnya ) tidak perlu disuntik, cukup minum obat dengan resep saya ini. Kalau dalam 5 hari belum sembuh, boleh datang kontrol lagi dan gratis.
Ibu dan Udin ternyata tidak datang lagi. Mungkin sembuh atau pindah Dokter atau pergi ke Dukun. Semoga kemungkinan yang pertama itulah yang terjadi. Amin.

Kisah dibawah ini terjadi setahun yang lalu.
Suatu sore datang berobat seorang pelaut diantar seorang Tukang Becak.
Pak Ali ( bukan nama sebenarnya ) mengeluh: demam sejak 3 hari, badannya pegel linu, ada sedikit batuk. Pada pemeriksaan fisik: suhu sedikit meninggi, lain-lain dalam batas normal. Pak A menderita Flu. Sejak 3 hari kapal layarnya berlayar dari Pulau Madura ke pelabuhan kota Cirebon dengan cuaca yang panas.

Setelah dilakukan anamnesa ( tanya jawab riwayat penyakit ) dan pemeriksaan fisik membuat Diagnosa ISPA / Flu, saya akan membuat resep obat sambil berkata “ Sudah Pak, silahkan turun.”

Pak A berkata “ Saya minta disuntik, Dok.”
Saya menjawab “ Pak, tidak usah disunik, minum obat resep ini saja pasti sembuh!”
“Saya kalau berobat di Surabaya, Dokter selalu suntik saya.”
Dalam hati saya berkata yang jadi dokter saya atau dia sih. Kalau tidak disuntik, pasien kapok dan bisa tidak datang berobat lagi. Kalau disuntik, kok sepertinya tidak perlu benar pasien ini disuntik. Akhirnya, ya okelah, saya suntik Vitamin B12 saja.
“Baik, pak saya suntik.”

Setelah Pak A disuntik, ia tetap tidak mau turun dari bed pemeriksaan.
Ia berkata “ Dok, suntik sekali lagi.”
Glek….jengkel juga menghadapi pasien yang satu ini.
“Kalau 2 kali suntik, Bapak harus bayar dobel” sambil guyon. Eh dianggap serius.
“Boleh, Dok. Berapa Dokter minta” Tutur katanya yang lugas sepertinya cocok bagi orang yang berasal dari P. Madura. Setelah turun dari bed, ia menyingkap kain sarung yang dipakainya. Nampak celana kolor yang berkantung tebal. Rupanya di dalam kantung itu berisi segepok uang dua puluh ribuan.
“Satu kali suntik dua puluh ribu, jadi dua kali suntik empat puluh ribu rupiah.” Saya berkata sambil guyon. Pak A menyodorkan dua lembar dua puluh ribuan.

Setelah saya suntik dengan obat analgetika, wajah Pak A cerah. Ia merasa sudah berobat, sudah disuntik 2 kali dan pasti penyakitnya akan segera sembuh.
“Ini Pak, resep obat yang harus dibeli di Apotik. Bapak bisa minta diantar oleh Tukang Becak yang sedang menunggu Bapak.”

Setelah pak A keluar dari Ruang periksa, saya membatin: kalau ada sepuluh pasien yang demikian, hari ini saya tidak perlu lama-lama buka praktek. Sore itu pengalaman saya bertambah satu lagi.

5 komentar:

  1. Anonim8:38 PM

    Maaf Pak Dokter.
    Kalo ndak salah ingat, saya pernah membaca posting serupa pada posting Bapak terdahulu. He... saya lupa yang tanggal berapa. Maklum, dahulu sebelum kenal dengan Pak Dokter, saya suka main copy paste isi BLoG Bapak untuk saya baca saat senggang. Selain menarik juga terkadang menggelitik. :)

    BalasHapus
  2. To Pande Naik: Anda punya hobi yang hebat dg mempaste Artikel2 tsb jadi anda selalu ingat saya. Kasusnya terjadi lagi kemarin, jadi saya menulis lagi, maaf kalau dulu sudah saya posting ke Blog saya. Suntik minded sudah mewabah, tapi harus hati-hati utk atasi kemungkinan terjadinya kasus Anafilaktik shok setelah disuntik.

    BalasHapus
  3. wah, bs utk blajar kami calon dokter pak, hehe ^^

    BalasHapus
  4. To Chia-Phuu,

    Sorry kalau mau belajar nyuntik harus di Rumah Sakit Pendidikan. Dimana ada sedang Kuliah?

    Kalau di tempat praktik dokter, pasien tidak akan mau di suntik oleh bukan dokternya.

    Salam sukses.

    BalasHapus
  5. benar dok,ditempat sy jg gitu

    BalasHapus