Senin, Februari 23, 2009

Santet ( 2 )


4 tahun yang lalu saya kedatangan pasien, Ibu Eli ( bukan nama sebenarnya ), 35 tahun. Keluhannya sakit kepala yang tidak semabuh-sembuh. Satu tahun sebelumnya ia pernah datang berobat kepada saya, tetapi sakit kepala yang dideritanya tidak kunjung sembuh.

Ibu Eli berpindah-pindah Dokter Umum dan Dokter Ahli Syaraf. Segala macam pemeriksaan seperti Foto Kepala, CT scan, MRI, pemeriksaan Darah di Lab. Klinik tidak menemukan sebab penyakitnya.

Saya tidak menemukan kelainan pada pemeriksaan Fisik, pemeriksaan Lab. Klinik dan Foto Kepala Ibu Eli. Resep obat yang saya berikan, tidak banyak bermanfaat.

Kalau ada pasien yang hasil pemeriksaan semuanya baik tetapi keluhannya tidak hilang, saya curiga ini bukan penyakit biasa tetapi penyakit kiriman orang.

Saya bertanya kepada Ibu Eli yang diantar suaminya.
“Ibu Eli, apakah Ibu mempunyai musuh, pernah bertengkar dengan seseorang atau pernah menyakiti hati seseorang beberapa waktu yang lalu?”

Ibu Eli balik bertanya dengan heran “ Kenapa Dok? Rasanya saya tidak melakukan semuanya itu.”

Saya menjawab “ Badan Ibu baik-baik saja, mungkin penyakit Ibu bikinan orang.”

Ibu Eli dan suaminya heran dan bertanya “Jadi harus bagaimana?”

“Ibu harus diperiksa oleh orang pintar.” Saya melanjutkan.

“Kami tidak punya kenalan orang pintar, Dok. Apakah Dokter punya?” suami Ibu Eli bertanya.

“Saya punya kenalan yang dapat melihat penyakit Ibu Eli. Bersediakah Ibu diperiksa olehnya? Siapa tahu benar penyakit kiriman orang lain.” saya berkata.

“Kami mau, Dok.”

Saya angkat telepon bicara dengan kenalan saya pak Alimin ( artikel “Bosan hidup” di Blog ini ), bukan nama sebenarnya.

Pak Alimin bersedia memeriksa Ibu Eli, saat itu juga. Saya menerangkan dimana alamat Pak Alimin.

Keseokan paginya saya bertanya via telepon kepada Pak Alimin tentang penyakit Ibu Eli. Pak Alimin menjawab bahwa benar itu penyakit kiriman orang, mantan pacarnya.
5 tahun yang lalu sebelum Ibu Eli menikah dengan suaminya yang sekarang, pernah berkenalan dengan Badrun ( bukan nama sebenarnya ). Ibu Eli tidak begitu suka dengan Badrun. Ibu Eli lebih menyukai Sidik, suaminya yang sekarang. Badrun sakit hati dan setiap 3 bulan sekali mengirim santer via orang pintar. Oleh karena Badrun masih menyukai Eli, Badrun hanya membuat Eli menderita sakit kepala yang berkepanjangan saja. ( kok tanggung ya, mengapa tidak sekalian dibuat mati saja. Kok jahat sekali si Badrun ini. Mengapa tidak cari wanita yang lain saja, yang lebih cantik? )

Saya bertanya lagi “ Selanjutnya bagaimana Pak Alimin?”

“Saya beri penawarnya yaitu memakan semacam buah yang harus dipetik dan tidak boleh jatuh ke tanah. Bila dalam waktu 1 minggu keluhan Ibu Eli masih ada, harap datang lagi”

Sebulan kemudian ketika saya bertenu dengan Pak Alimin di ruang periksa saya ketika ia minta diukur tekanan darahnya, Pak Alimin berkata “Satu minggu dan sampai sekarang Ibu Eli tidak datang-datang lagi tuh. Mungkin sembuh total.”

Saya menjawab “Iya, semoga begitu Pak.”

Pak Alimin bertanya “Ngomong-ngomong, bagaimana Dokter tahu kalau itu penyakit kiriman orang lain?”

Saya jawab “Entahlah Pak. Penyakitnya kok aneh, tidak sesuai dengan teori semua penyakit dengan gejala sakit kepala. Saya hanya menduga mungkin ini penyakit kiriman orang lain.”

Saat saya menulis artikel ini Pak Alimin sudah dipanggil Tuhan, 4 tahun yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar