Saya, isteri, putra dan putri kami melancong ke suatu tempat pariwisata yang bernama Blue Mountain, Australia. Mengapa disebut Gunung Biru? Apakah benar warnanya Biru? Inilah kisahnya.
26 Desember 2007 ( Rabu ):
Udara cerah. Suhu siang hari di Sydney: 24 Celsius.
Hari ini adalah Boxing Day. Hari libur Nasional Australia.
Tidak ada hubungannya dengan olah raga Boxing ( Tinju ).
Boxing berkaitan dengan kotak ( box ), yaitu hadiah Natal yang diberikan dan diterima oleh seseorang pada hari Natal di Australia.
Pk. 08.45: Kami berempat naik Sedan Nisan Ari, drive ke Blue Mountain. 2 jam drive kearah Barat dari kota Sydney. Jalan tol berhotmix mulus ( kami belum pernah melihat jalan rusak, berlubang-lubang ). Lalu lintas lancar. Pada suatu Km tertentu ada belokan ke kiri yang menuju Penrith ( West Sydney ), lokasi Nepean Hospital, tempat Ari bekerja sebagai Dokter Umum. Kami belok ke kanan menuju kota Katomba dan Blue Mountain.
Pk. 10.45 Kami tiba di Katomba city, suatu kota kecil dan meneruskan perjalanan ke Blue Mountain suatu daerah pariwisata yang selalu penuh dengan para turis. Seperti biasa disini banyak Lalat ( Dragon fly ). Lalat disini lebih menyukai atau mendekati pakaian yang berwarna gelap / hitam. Aneh juga suatu tempat yang tidak berbau dan tidak ada sampah tetapi banyak Lalat. Perlu diselidiki lebih lanjut mengapa di Blue Mountain banyak lalat berterbangan dan senang menghinggapi wajah turis, kadang menclok di bibir manusia dan pakaian yang berwarna Hitam. Siapa tahu anda dapat meraih gelar Doctor di bidang perlalatan. He..he...
View disini bagus dengan back ground perbukitan cadas ( batu ). Ada 3 bukit yang berdekatan yang disebut sebagai “Three Magnicifent Sisters “. Sudah jutaan kali 3 bukit ini dijadikan background Foto kenang-kenangan para turis. Cuaca cerah, panas terik dan angin dingin berhembus kencang.
Di tepi halaman parkir kami melihat ada seorang pria Aborigin yang sedang ngamen. Ia
berpakaian tardisionilnya, berkulit hitam, muka dicoret-coret cat putih. Ia meniup suatu kayu ( suling ) yang panjang 1 meter dan memegang tongkat kayu pendek yang dipukul-pukulkan ke kayu tadi yang memberikana suatu bunyi berirama tertentu khas Aborigin. Suara itu mirip dengungan lebah. Ngung...ngung….ngung….Beberapa turis pria dan wanita menyempatkan diri untuk duduk di sebelahnya untuk berfoto bersama pria itu. Mereka memberikan sebuah koin sebagai rasa terima kasih.
Mengapa The Blue Mountain tampak berwarna Biru?
Aku mengajukan pertanyaan ini kepada diriku sendiri dan aku mendapat jawabannya dari sebuah artikel dalam Tabloid Summer yang merupakan Brosur yang di dapat secara cuma-cuma di Toko Sovenir di tepi halaman parkir.
Nama Blue diberikan karena warna Biru dari kabut yang dihasilkan oleh hamburan debu yang dipantulkan sinar matahari dan tetesan uap air di atmosfir. Warna Biru ini akan tampak dengan jelas bila kita melihat Foto hasil jepretan di area The Blue Mountain ini.
Fenomena yang sangat menarik ini disebut sebagai “Rayleigh Scattering” yang diambil dari nama Lord Rayleigh yang pada tahun 1871, pertama kali mempublikasikan penyelidikan tentang hamburan cahaya ini. Beliau yang pertama kali berhasil menjelaskan mengapa langit berwarna biru.
---
Dipinggir halaman parkir terdapat sebuah Toko Sovenir yang menjual macam-macam sovenir khas Blue Mountain ( postcard, T-shirt, topi, dll ). Harga yang dipatok lebih mahal dari pada yang dijulkan di Paddy's Market di Sydney China town ( suatu pasar tradisionil di daerah Pecinan kota Sydney yang lokasinya berdekatan dengan Sydney Harbour ). Meskipun demikian kwalitas barang disini lebih bagus. Ada harga, ada barang. Begitulah.
Pk. 12.00: Kami melanjutkan drive 1 jam ke Jenolan caves. Jalan raya makin lama makin menyempit menuju Goa Jenolan. Pengemudi harus ekstra hati-hati mengemudikan mobil bila berpapasan dengan mobil lain. Banyak Bus pariwisata mengantar pata turis. Setelah memarkir mobil, kami mencari tempat berteduh dibawah pohon-pohon Pinus ytang tumbuh lebat disana. Kami menikmati Lunch dengan makanan yang dibawa dari rumah. Kami duduk disebuah kursi panjang dan meja kayu. Angin sepoi-sepoi dingin. Suasana aman dan damai. Kami benar-benar menikmati Lunch pada siang hari itu di Jenolan, Suasana Lunch ini mirip ketika aku dan isteri Lunch di atas sebuah Junk di Ha Long Bay ( Teluk Ha Long ) di Vietnam. Angin laut sepoi-sepoi, suasana aman dan damai. Kami benar-benar menikmati Lunch dengan nyaman.
Selesai Lunch kami berjalan kaki, naik turun jalan beranak tangga di perbukitan Jenolan. View disini bagus. Para Fotografer dengan santai mengambil foto-foto yang merupakan kenang-kenangan dari Goa Jenolan, Australia.
Kami membeli 4 tiket ( AUD 23/orang ) masuk ke Lucas cave, suatu goa yang paling populer, paling besar yang mempunyai 931 anak tangga. Kami dan turis-turis lain ( sekitar 30 orang ) pada pukul 14.00 berkumpul di depan pintu masuk Lucas cave untuk mengikuti Tur selama 1,5 jam yang diandu oleh seorang Cave Guide, pria Aussie. Sebelum memasuki gua kami diberi petunjuk dan larangan yang tidak boleh dilakukan seperti makan permen karet dan menempelkannya di dinding goa, jangan mengambil foto atau handycam pada saat naik / turun tangga di dalam goa ( menghindari terlepeset dan jatuh ) dll.
Di dalam goa Lucas ini terasa dingin dan lembab. Di Jenolan terdapat beberapa goa, antara lain:
• Lucas cave ( 931 anak tangga )
• Imperial cave ( 358 anak tangga )
• Chifley cave ( 421 anak tangga )
• Orient cave ( 358 anak tangga )
• The River cave ( 1298 anak tangga )
• Ribbon cave ( 394 anak anak tangga )
• Jubilee cave ( 679 anak tangga )
• Temple of Baal ( 288 anak tangga )
• Imperial Diamont ( 418 anak tangga )
Peserta tur terkagum-kagum akan goa Lucas ini. Setelah menaiki ratusan anak tangga, kami tiba di sebuah halaman goa. Guide kami mematikan lampu penerangan ( lampu pijar berwarna Kuning ). setelah suasana menjadi gelap, satu demi satu lampu di beberapa lokasi di nyalakan dengan sebuah Remote controle. Tiap Stalakmit dan Stalaktit diberi komentar ole Guide kami. Warna batu-batu ini tampak kuning keemasanan, yang memperlihatkan warna alami masing-masing. Ada yang berwarna Kuning, Putih, Coklat dan Merah. Disana-sini tampak batu-batu tsb dibasahi oleh air yang mengalir dari atas atap goa.
Kami dilarang memegang batu-batu tsb yang terdiri dari Kalsium karbonat.
Pada goa ke 2 dalam suasana gelap berangsur-angsur terang, diperdengarkan suara musik dari Loud speaker yang tersembunyi letaknya. Kami kagum akan kreasi musik dalam goa ini. Iramanya lembut terdengar seperti puji-pujian bagi Sang Pencipta. Kami belum pernah mendengar dan merasakan kebesaranNya seperti suasana di dalam Lucas cave ini. Terpujilah namaMu, ya Tuhan.
Goa demi goa kami kunjungi dan kami selalu kagum akan beraneka bentuk, warna dan ukuran dari batu-batu di dalam goa Lucas ini. Setelah goa ke 6 kami menuruni anak tangga yang makin menyempit menuju pintu keluar goa. Tanpa terasa selesailah Lucas cave tour yang mengambil waktu selama 1,5 jam ini.
Pk. 16.45: Mobil Ari meluncur kembali ke kota Sydney dengan melewati kota Katomba.
Pk. 19.00: Kami tiba di Sydney. Kami Dinner disebuah Chinese Resto didaerah Kingsford, dekat Maroubra Road.
Pk. 20.15: Kami tiba di Flat Ari, Maroubra Road.
Badan kami lelah, tetapi hati kami senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar