Kemarin sore datang seorang pasien, Pak Badrun ( bukan nama sebenarnya ). Ia mengeluh sakit kencing.
Badrun berkata “Dok, saya pilek, mau berobat.”
Setelah memeriksa tekanan darah dll, tampaknya ia tidak ada kelainan. Hidungnya juga kering tidak berlendir.
Saya berkata “Tampaknya anda tidak apa-apa. Ada keluhan yang lain?”
Badrun menjawab “Yang pilek yang bawah, Dok.”
“O …yang itu”, saya mengerti maksudnya.
“Sudah beristeri? Kapan anda campur dengan wanita lain?” saya bertanya lagi.
“Saya sudah beristeri. 4 hari yang lalu ketika saya pergi ke luar kota saya main dengan seorang wanita muda.” Badrun bercerita.
“Keesokan harinya saya tidak merasa sakit apa-apa, tetapi 4 hari kemudian saya sakit kalau kencing. Padahal ia orangnya bersih, saya tidak curiga ia berpenyakit.” Badrun ngomel.
“He..he.. kuman penyakit Kelamin ukurannya kecil sekali sehingga tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Luarnya bersih, belum tentu dalamnya bersih” saya menjelaskan.
“Coba buka celama dalamnya. Saya mau lihat lubang kencingnya” saya berkata lagi
“Dok, saya malu.” Badrun menolak.
“Kalau malu, saya tidak dapat memastikan anda sakit apa? Kepada Dokter jangan malu-malu. Mau sembuh tidak?” saya berkata lagi.
“Baik, Dok.” Badrun melepas CDnya.
Dengan memakai sarung tangan, saya melihat Mr. P. Badrun dan dengan sedikit tekanan keluarlah cairan berwarna kuning, nanah dari lubang kencingnya.
“Saya akan menyuntik anda di bokong.” saya menerangkan.
Selesai menyuntik saya berkata kepada Badrun “Sudah. Pakailah CDnya.” Saya meminta Badrun memakai CDnya.
“Saya sakit apa, Dok.” Badrun bertanya lagi.
“Sakit Agogo.” Saya menjawab.
“Sakit Agogo? Penyakit apa itu, Dok?” Badrun ingin tahu.
“Plesetan dari penyakit Gonorrhoe atau G.O. atau penyakit Kencing Nanah. Setelah melewati masa tunas sekitar 3-4 hari setelah orang sehat melakukan hubungan seksual dengan penderita maka orang sehat ini akan merasakan sakit saat buang air kecil karena terjadi peradangan atau infeksi pada saluran kencing dan menimbulkan keluar nanah yang berwarna kuning yang akan melekat pada CD. Nanah ini akan keluar dari saluran kencing terutama pagi hari sehingga disebut sebagai “Good morning drip” atau “tetesan Selamat Pagi.” Saya menjelaskan kepada Badrun.
“Apakah penyakit ini dapat kambuh, Dok.” Badrun bertanya.
“Setelah diobati, disuntik dan minum obat penyakit ini akan segera sembuh. Kalau anda melakukan hubungan seks lagi dengan wanita yang bukan isteri, maka ada kemungkinan besar Anda akan menderita penyakit yang sama lagi.”
Badrun bertanya lagi “Bagaimana dengan isteri saya, Dok?”
“Isteri anda aman kalau tidak melakukan hubungan dengan suami yang sakit, tetapi kalau suami sakit yang belum diobati kemudian melakukan hubungan dengan isteri, maka isteri akan tertular penyakit yang sama.”
“Jadi bagaimana pengobatannya, Dok?” Badrun bertanya terus.
“Suami dan isteri kedua-duanya harus diobati agar keduanya sembuh. Bila tidak diobati keduanya, maka yang satu sembuh dan yang lain tidak sembuh. Jadi keduanya akan menderita penyakit yang sama. Bolak balik seperti main Ping Pong atau Ping Pong phenomen.”
“Dok, mau tanya lagi. Apakah penyakit ini ada komplikasinya?”
“Komplikasi penyakit ini antara lain berupa penjalaran penyakit ke organ-organ sekitarnya misalnya Radang Biji Kemaluan/Testis ( Orchitis ), Radang Kelenjar Prostat ( Prostatitis ) dan pada wanita Radang Saluran Telur ( Salphingitis ), Radang Indung Telur ( Ovaritis ). Semuanya itu dapat memberikan Kemandulan akibat rusaknya Organ seksual.
“O..begitu, Dok. Wah saya kapok. Sakitnya itu kalau kencing.” kata Badrun menyesal. Masih untung ia sadar akan bahayanya penyakit ini.
Pesan moralnya:
Berpikir dulu, baru bertindak.
Jangan bertindak dulu, baru berpikir.
Badrun berkata “Dok, saya pilek, mau berobat.”
Setelah memeriksa tekanan darah dll, tampaknya ia tidak ada kelainan. Hidungnya juga kering tidak berlendir.
Saya berkata “Tampaknya anda tidak apa-apa. Ada keluhan yang lain?”
Badrun menjawab “Yang pilek yang bawah, Dok.”
“O …yang itu”, saya mengerti maksudnya.
“Sudah beristeri? Kapan anda campur dengan wanita lain?” saya bertanya lagi.
“Saya sudah beristeri. 4 hari yang lalu ketika saya pergi ke luar kota saya main dengan seorang wanita muda.” Badrun bercerita.
“Keesokan harinya saya tidak merasa sakit apa-apa, tetapi 4 hari kemudian saya sakit kalau kencing. Padahal ia orangnya bersih, saya tidak curiga ia berpenyakit.” Badrun ngomel.
“He..he.. kuman penyakit Kelamin ukurannya kecil sekali sehingga tidak dapat dilihat dengan mata biasa. Luarnya bersih, belum tentu dalamnya bersih” saya menjelaskan.
“Coba buka celama dalamnya. Saya mau lihat lubang kencingnya” saya berkata lagi
“Dok, saya malu.” Badrun menolak.
“Kalau malu, saya tidak dapat memastikan anda sakit apa? Kepada Dokter jangan malu-malu. Mau sembuh tidak?” saya berkata lagi.
“Baik, Dok.” Badrun melepas CDnya.
Dengan memakai sarung tangan, saya melihat Mr. P. Badrun dan dengan sedikit tekanan keluarlah cairan berwarna kuning, nanah dari lubang kencingnya.
“Saya akan menyuntik anda di bokong.” saya menerangkan.
Selesai menyuntik saya berkata kepada Badrun “Sudah. Pakailah CDnya.” Saya meminta Badrun memakai CDnya.
“Saya sakit apa, Dok.” Badrun bertanya lagi.
“Sakit Agogo.” Saya menjawab.
“Sakit Agogo? Penyakit apa itu, Dok?” Badrun ingin tahu.
“Plesetan dari penyakit Gonorrhoe atau G.O. atau penyakit Kencing Nanah. Setelah melewati masa tunas sekitar 3-4 hari setelah orang sehat melakukan hubungan seksual dengan penderita maka orang sehat ini akan merasakan sakit saat buang air kecil karena terjadi peradangan atau infeksi pada saluran kencing dan menimbulkan keluar nanah yang berwarna kuning yang akan melekat pada CD. Nanah ini akan keluar dari saluran kencing terutama pagi hari sehingga disebut sebagai “Good morning drip” atau “tetesan Selamat Pagi.” Saya menjelaskan kepada Badrun.
“Apakah penyakit ini dapat kambuh, Dok.” Badrun bertanya.
“Setelah diobati, disuntik dan minum obat penyakit ini akan segera sembuh. Kalau anda melakukan hubungan seks lagi dengan wanita yang bukan isteri, maka ada kemungkinan besar Anda akan menderita penyakit yang sama lagi.”
Badrun bertanya lagi “Bagaimana dengan isteri saya, Dok?”
“Isteri anda aman kalau tidak melakukan hubungan dengan suami yang sakit, tetapi kalau suami sakit yang belum diobati kemudian melakukan hubungan dengan isteri, maka isteri akan tertular penyakit yang sama.”
“Jadi bagaimana pengobatannya, Dok?” Badrun bertanya terus.
“Suami dan isteri kedua-duanya harus diobati agar keduanya sembuh. Bila tidak diobati keduanya, maka yang satu sembuh dan yang lain tidak sembuh. Jadi keduanya akan menderita penyakit yang sama. Bolak balik seperti main Ping Pong atau Ping Pong phenomen.”
“Dok, mau tanya lagi. Apakah penyakit ini ada komplikasinya?”
“Komplikasi penyakit ini antara lain berupa penjalaran penyakit ke organ-organ sekitarnya misalnya Radang Biji Kemaluan/Testis ( Orchitis ), Radang Kelenjar Prostat ( Prostatitis ) dan pada wanita Radang Saluran Telur ( Salphingitis ), Radang Indung Telur ( Ovaritis ). Semuanya itu dapat memberikan Kemandulan akibat rusaknya Organ seksual.
“O..begitu, Dok. Wah saya kapok. Sakitnya itu kalau kencing.” kata Badrun menyesal. Masih untung ia sadar akan bahayanya penyakit ini.
Pesan moralnya:
Berpikir dulu, baru bertindak.
Jangan bertindak dulu, baru berpikir.
Semoga saja saya tak pernah terkena penyakit itu ya Dok.
BalasHapusSaya berjanji tak hanya pada diri sendiri, juga pada BELIAU diatas, bahwa saya takkan pernah menyentuh wanita lain, selain Istri sekalipun kelak saya akan mengalami apa yang dinamakan 'dinas ke luar kota'.
Ah, semoga....
To Pande Baik: salah satu tujuan saya memposting pengalaman2 saya adalah memberikan penyuluhan bagi orang lain agar tau kalau sakit itu tidak enak. Kalau bisa jangan sakitlah dan kalau sakit jangan pada hari Minggu. Mengapa? karena susah cari Dokter pada hari ini. o.k. pergi melancong. he..he...
BalasHapus